Minggu, 15 Desember 2024

Polsek Sekupang Mediasi Kasus Viral Perkelahian Remaja dan Santri, Fokus pada Penyelesaian Kekeluargaan

Berita Terkait

spot_img
Polsek Sekupang melakukan mediasi usai perkelahian yang melibatkan sekelompok remaja dan santri dari Pesantren Jamiatul Ulum Arrahmah di Kelurahan Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang. Foto Dede Untuk Batam Pos

batampos – Sebuah insiden perkelahian yang melibatkan sekelompok remaja dan santri dari Pesantren Jamiatul Ulum Arrahmah di Kelurahan Sungai Harapan, Kecamatan Sekupang, menyita perhatian publik setelah video kejadian tersebut viral di media sosial. Konflik yang terjadi di Taman Kartini, Sekupang, Jumat (13/12), kini berhasil diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi yang difasilitasi oleh Polsek Sekupang.

Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom, menekankan pentingnya pendekatan restoratif dalam menangani konflik ini. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan mediasi tidak hanya mencegah eskalasi masalah, tetapi juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap keamanan lingkungan.


“Polisi hadir bukan hanya untuk menegakkan hukum, tetapi juga menjadi mediator dalam menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk mencegah peristiwa serupa di masa depan,” ujar Kompol Benhur, Minggu (15/12).

Mediasi tersebut melibatkan keluarga kedua belah pihak serta perwakilan pesantren. Pimpinan Pesantren Jamiatul Ulum Arrahmah turut mengapresiasi langkah persuasif yang diambil Polsek Sekupang.

“Kami sangat menghargai mediasi yang difasilitasi Polsek Sekupang. Ini bukan hanya soal penyelesaian kasus, tetapi juga tentang menjaga nilai-nilai perdamaian di tengah masyarakat,” ungkap pimpinan pesantren.

Dalam video yang beredar, sekelompok remaja terlihat membawa kayu dan terlibat bentrok dengan sejumlah santri. Petugas Halte Trans Batam yang berada di lokasi segera melerai perkelahian tersebut, meskipun beberapa remaja sempat melawan. Salah seorang remaja bahkan mengaku bahwa kejadian tersebut dipicu oleh ejekan terhadap dirinya.

“Saya diejek, makanya saya bawa kawan-kawan saya ke sini,” ujar seorang remaja berbaju kotak-kotak saat diamankan oleh petugas halte.

Wahyu, salah seorang saksi mata menggambarkan suasana pada saat kejadian. “Tadi saya dan beberapa penumpang lagi nunggu bus di halte. Tiba-tiba seorang ibu di sebelah saya bilang ada anak bawa parang. Kami yang di halte langsung panik,” ujarnya.

Polsek Sekupang memastikan bahwa langkah mediasi ini akan diikuti dengan program penyuluhan keamanan yang melibatkan pesantren dan komunitas warga. “Keamanan adalah tanggung jawab bersama. Kami harap masyarakat dapat menjadi bagian aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman, terutama dengan meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak,” imbuh Kapolsek.

Pendekatan ini diharapkan menjadi model penanganan konflik di masyarakat, yang tidak hanya berorientasi pada hukum formal, tetapi juga mengedepankan harmoni sosial. Kapolsek Benhur mengajak masyarakat Sekupang untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan wilayah.

“Keamanan bukan hanya tugas polisi, tetapi tanggung jawab kita bersama,” tutupnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update