batampos – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Batam menggelar talk show dengan tema Pertumbuhan Ekonomi Pasca Pandemi di Kota Batam di Hotel Harris, Selasa (25/10).
Turut hadir sebagai pembicara Ketua DPD REI Achyar Arfan, Harlas Buana Direktur PTSP BP Batam, sebagai moderator Ngaliman dosen dan peneliti UNIBA.
Ketua DPD REI Achyar menyampaikan beberapa tantangan dalam mengembangkan properti di Kota Batam. Menurutnya, Batam saat ini sudah dijuluki sebagai kota baru. Hal ini diharapkan bisa menjadi pendorong dalam dunia investasi ke depannya, termasuk dalam bidang properti.
Baca Juga: PLN Batam Pilih Mobil Listrik Nissan Leaf Sebagai Kendaraan Operasional
Ia menyebutkan tiga tantangan dalam pengembangan sektor properti di Batam yaitu, lambatnya penyelesaian rumah liat (ruli). Sampai saat ini persoalan rumah bermasalah menjadi kendala yang menghambat pertumbuhan properti.
“Penanganan persoalan ruli ini sangat erat dengan masa pilkada. Terkadang ada permintaan khusus agar penataan ruli ditunda. Sehingga pembangunan terhambat. Minta tanah sendiri kalang lebih susah, padahal kita yang punya,” keluh Achyar.
Tantangan kedua adalah tumpang tindih aturan antara Batam dan pusat. Hal ini terjadi ketika tahun 2013 lalu ada surat keputusan terkait lahan hutan lindung. Sehingga proses properti yang sudah berjalan waktu itu, terpaksa terhenti, karena ternyata kawasan yang tengah diproses masuk dalam hutan lindung.
Baca Juga: Ditlantas Polda Kepri Gunakan Dua Kamera untuk Tangkap Pelanggar Lalu Lintas
Persoalan tumpang tindih meliputi hutan lindung, kampung tua, OSS, PBG, tata ruang, AMDAL, reklamasi, FTZ, dan KEK.
Tantangan ketiga yang dihadapi adalah adanya isu resesi dunia, dan ketidakpastian persoalan dunia politik.
Dan terakhir hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan properti adalah Pemilu dan Pilkada 2024.
Selain terkait persoalan tantangan properti, Achyar juga menyampaikan peluang baru yang bisa mendorong properti di Batam yaitu rencana pengembangan bandara internasional Hang Nadim.
Baca Juga: Sedang Pemulihan, Wakapolda Kepri Dilantik Secara Virtual
Berdasarkan informasi yang beredar dengan peningkatan fasilitas bandara, nantinya jumlah kunjungan ke Batam akan meningkat. Hal ini menjadi tantangan pengusaha properti untuk mengembangkan usahanya.
Kedua hal lainnya yang bisa mendorong sektor properti adalah realisasi KEK rumah sakti di Batam. Hal ini bisa mendorong orang untuk berobat di Batam. Peluang ini juga harus ditangkap ke depannya.
Terakhir adalah relaksasi kepemilikan properti oleh orang asing. Hal ini membuat pelaku properti akan berlomba-lomba dalam menghadirkan properti yang sesuai dan cocok dengan permintaan warga asing.
“Batam cukup diuntungkan untuk penanganan properti, namun akan lebih baik, jika tantangan yang di atas tadi bisa terselesaikan dengan baik juga,” ujarnya.
Baca Juga: ITEBA Buka Prodi Perdagangan Internasional
Di akhir pembicaraan, Achyar menyakinkan sektor properti akan bertumbuh hingga tahun depan. Banyak faktor- faktor keunggulan Batam, ditambah dengan pengembangan yang tengah dilakukan oleh Pemko dan BP Batam.
“Hal ini tentunya bisa menjadi faktor penting bagi investor untuk meningkatkan investasinya di Batam. Begitu juga dengan peluang adanya investor baru dengan rencana kehadiran Batam yang moderen, dan kompetitif ini,” jelasnya.
Ia berharap resesi di tahun 2023 tidak terjadi. Meskipun masyarakat diimbau untuk menabung, namun diharapkan masyarakat juga tetap berinvestasi. Karena kalau semua menabung, nanti ekonomi tidak berjalan. Jadi mari berinvestasi di properti. Pilih yang pasti-pasti saja, dan nampak bentuk fisiknya,” tutupnya. (*)
Reporter : YULITAVIA