batampos – Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kota Batam, terus mempercepat pengerjaan proyek infrastruktur jalan yang sedang berlangsung di kota Batam. Hingga Agustus 2024, proyek ini telah mencapai 30 persen dari total pengerjaan yang ditargetkan. Pengerjaan yang dimulai pada April lalu itu diharapkan bisa selesai pada Desember mendatang.
Kepala DBMSDA Kota Batam, Suhar menyatakan, bahwa kesuksesan proyek ini sangat bergantung pada keseriusan kontraktor dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
“Selain pengawasan dari kami, kontraktor juga kami minta untuk serius dalam mengerjakan proyek sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani,” ujar Suhar, Rabu (14/8).
Suhar juga mengungkapkan bahwa beberapa pengerjaan jalan mengalami kendala akibat ketidakmampuan kontraktor dalam menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Salah satu proyek yang terdampak adalah pengerjaan jalan di Bengkong.
Seharusnya, proyek jalan di Bengkong sudah rampung pada tahun 2023. Namun, kontraktor yang bertanggung jawab gagal menyelesaikannya. Sebagai tindak lanjut, DBMSDA Batam telah mencoret kontraktor tersebut dari daftar tender proyek di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
“Kami black list kontraktor yang tidak memenuhi target dan kontrak kerja. Akibatnya, jalan di Bengkong belum selesai,” katanya.
Untuk menyelesaikan proyek jalan di Bengkong, pihaknya telah mengusulkan kembali pengerjaannya untuk tahun 2025. Jika tidak ada kendala dan usulan tersebut disetujui, pengerjaan jalan di Bengkong dapat dilanjutkan hingga selesai.
“Pemilihan kontraktor ini harus sangat hati-hati. Meskipun proses tender sudah sesuai, pelaksanaan di lapangan kadang tidak sesuai dengan target, dan ini yang menyebabkan keterlambatan pengerjaan,” ujar Suhar.
Selain itu, sisi penganggaran yang minim dikeluhkan oleh DBM-SDA Batam yang cuma mendapat jatah Rp140 miliar di 2024 ini. Anggaran itu termasuk untuk segala macam kebutuhan kantor, gaji pegawai, serta proyek fisik.
Jika dibandingkan di 2023 lalu, DBM-SDA Batam mendapat kucuran anggaran sekitar Rp190 miliar. Bahkan di tahun-tahun sebelumnya, anggaran dinas mencapai Rp300 miliar per tahun.
Proyek-proyek infrastruktur harus terus digesa, namun dari sisi penganggaran tak mencukupi. Contohnya untuk 2024 ini, proyek fisik dengan nilai besar cuma pelebaran atau penambahan lajur jalan Masjid Agung Batam sampai ke Simpang Frengki, serta jalan Simpang Frengki ke arah Panasonic.
“Dua proyek itu totalnya sekitar Rp14 miliar. Kalau untuk (proyek) fisik lain ada, cuma angkanya paling besar itu ratusan juta saja,” ujar Suhar.
Suhar tetap optimis. Untuk infrastruktur tahun anggaran 2024, pihaknya masih tetap berfokus pada pelebaran jalan yang telah dikerjakan sebelumnya. Terutama menyelesaikan paket-paket pekerjaan yang secara bertahap tak bisa diselesaikan secara langsung.
Untuk 2025, DBM-SDA Batam akan programkan secara bertahap pemeliharaan berkala di beberapa kawasan. Diprioritaskan untuk jalan kawasan Nagoya lantaran usia konstrukainya yang sudah tua. Belum lagi di kawasan pertokoan Nagoya.
Ternyata, ruas jalan Pemko Batam itu mencapai 1.300 kilometer. Jika dianalogikan, lebih panjang dari jalan Jakarta – Surabaya yang cuma diangka 800 kilometer.
Dengan anggaran yang tak seberapa, Suhar tetap mengupayakannya seoptimal mungkin. Kemungkinan beberapa jalan eks nasional dan provinsi dibagikan ke BP Batam sebagiannya. (*)