batampos – Menara di kubah utama Masjid Agung Batam rusak akibat dihantam angin kencang yang disertai hujan, Selasa (17/9) malam. Akibatnya, aktifitas peribadatan dialihkan ke masjid sementara.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Batam, Azril Apriansyah mengaku telah meninjau langsung kondisi terkini masjid pasca kejadian tersebut. Ia langsung menginstruksikan PT Adhi Karya selaku pengerja proyek untuk memperbaiki menara yang rusak.
“Usai kejadian, kami langsung bergerak memperbaiki menara yang rusak itu,” kata dia, Rabu (18/9).
Baca Juga: Hujan Lebat dan Angin Kencang Landa Batam, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Hingga Tiga Hari Kedepan
Mengenai perbaikan itu, Azril belum dapat memastikan kapan akan selesai dan dapat digunakan kembali. Ia hanya mengharapkan agar prosesnya lekas rampung dan masjid dapat dipergunakan semestinya.
Soal biaya kerusakan, kata dia, tak dihitung. Pasalnya semua masih menjadi tanggung jawab kontraktor, PT Adhi Karya juga terus melakukan pengecekan menyeluruh kelayakan bangunan.
Perwakilan PT Adhi Karya di Batam, Andi menyebut bakal segera melakukan perbaikan kerusakan itu. Faktor cuaca yang tak dapat diprediksi menjadi penyebab kerusakan.
“Ini mutlak karena bencana alam. Semua di luar perkiraan. Kami akan cek lebih lanjut dan sesegera mungkin memperbaiki yang rusak,” katanya.
Hujan deras dan angin kencang melanda Batam pada sore jelang malam hari, kemarin. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam mengingatkan bahwa peristwa ini termasuk dalam cuaca ekstrem yang diakibatkan awan comulunimbus yang bergerak dari wilayah kabupaten Karimun, Kepri.
“Informasi perkembangan selanjutnya masih kami himpun karena angin barusan terjadi. Kondisi angin kencang nya sendiri saat ini dikarenakan adanya pergerakkan awan comulunimbus memang tumbuh dari arah Sumatera bergerak melewati Kepri dan berawal dari Karimun lalu ke Batam dan berakhir di Bintan,” kata Forecaster BMKG Hang Nadim, Riza, Selasa (17/9).
Angin kemudian memasuki kota Batam pada pukul 18.40 WIB bergerak menuju arah ke Bintan, sehingga yang terjadi di masyarakat kondisi angin kencang itu tidak terjadi terus menerus. Namun terjadi karena pertumbuhan awan tersebut, sehingga ketika awan bergerak menjauh dari Kota Batam angin yang dirasakan sudah berkurang.
Kecepatan angin mencapai 29 knot, dan tergolong ekstrim untuk aktivitas di luar karena sudah melebihi 25 knot. Sehingga siruasi tersebut tergolong sebagai cuaca ekstrem. (*)
Reporter: Arjuna