Senin, 25 November 2024

Pulang ke Rumah Saat Liburan Sekolah, Siswi SMP Dicabuli Paman

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Foto: JawaPos.com

batampos – Kasus pencabulan anak di bawah umur kembali terjadi di Batuaji. Nahas kali ini menimpa seorang anak perempuan yang masih duduk di kelas I SMP. Dia jadi korban pencabulan yang dilakukan oleh P yang tak lain adalah pamannya sendiri.

Aksi pencabulan ini terjadi di rumah korban di wilayah Tanjunguncang, beberapa waktu lalu. Saat itu korban baru saja pulang ke rumah karena selama ini korban sekolah dan tinggal di asrama. Korban dicabuli saat menjalani liburan singkat di rumah oleh sang Paman yang memang sudah akrab dan dekat dengan korban.


Informasi yang didapat, aksi bejad sang Paman ini terkuak karena korban mengeluh sakit pada bagian kewanitaannya. Orangtua korban berang ketika putri mereka menceritakan kalau dia sudah dicabuli sang paman. Mereka kemudian melapor ke Polsek Batuaji.

Baca Juga: Remaja di Seibeduk Jadi Korban Pencabulan Ayah Kandung dan 2 Abang Kandung 

Kanit Reskrim Polsek Batuaji Ipda M Yudha membenarkan adanya laporan tersebut. Setelah lengkap bukti laporan yang masuk Reskrim Polsek Batuaji langsung menangkap pelaku pencabulan tadi. “Iya ada. Pelaku sudah diamankan dan lagi dalam proses penyelidik. Berkas laporan awal sudah lengkap,” kata Yudha.

Kasus pencabulan anak di bawah umur seperti ini jadi catatan kriminal yang cukup meresahkan sepanjang tahun 2023 lalu. Jaringan Peduli Perempuan dan Anak, Safe Migrant Kota Batam mencatat ada 57 kasus kekerasan seksual yang masuk sepanjang tahun lalu. Kekerasan seksual ini urutan nomor terbanyak dari pendampingan Jaringan Peduli Perempuan dan Anak, Safe Migrant Kota Batam setelah kasus tindak pidana perdagangan orang (TPP0).

Kasus kekerasan seksual ini umumnya menyasar anak di bawah umur. Hanya 25 kasus yang dialami korban dewasa, selebihnya anak di bawah umur. Pelaku kekerasan seksual juga didominasi oleh orang terdekat korban. Perlu ada peningkatan pengawasan dari semua pihak agar kasus kekerasan seksual ini bisa ditekan.

“Itu yang masuk dalam pendamping kami. Belum lagi yang masuk dalam laporan kepolisian. Memang masih tinggi angka kekerasan seksual ini. Ini jadi PR kita bersama untuk mencegah agar tak ada lagi korban berikutnya, ” ujar Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Kepri RD Chrisanctus Paschalis Saturnus yang merupakan bagian dari jaringan Perempuan dan Anak, Safe Migrant Kota Batam.

Upaya yang perlu dilakukan kedepannya perlu ada kerja sama yang lebih erat lagi antar lembaga penegak hukum yang ada dengan masyarakat untuk sama-sama meningkatkan pengawasan keamanan dan kenyamanan masyarakat. Perangkat pemerintah hingga tingkat RT/RW harus terlibat aktif dengan pengawasan di lingkungan tempat tinggal masing. Seluruh elemen masyarakat juga diharapkan mampu menjadi pelindung bagi diri sendiri dan keluarga.

“Untuk aparat penegak hukum juga ada beberapa catatan agar lebih maksimal lagi kedepannya menjamin keamanan dan kenyamanan warga. Misalnya penyelesaian kasus harus benar -benar tuntas. Kalau pelakunya jaringan harus sampai ke akar-akarnya. Begitu juga dengan pemerintah atau lembaga terkait perlu ada konseling, sosialisasi tentang kekerasan seksual ini. Semua pihak harus terlibat. Miring memang karena cukup tinggi kasus kekerasan seksual ini di tahun 2023 kemarin, ” kata Paschal. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Baca Juga

Update