Jumat, 20 September 2024
spot_img

Puluhan Guru Honorer di Batam Temui Nuryanto Curhat Kendala Jadi ASN

Berita Terkait

spot_img
Guru Honorer Mengadi ke DPRD 1 F Cecep Mulyana scaled e1693829819495
Sejumlah guru honorer mengadu ke Pimpinan DPRD Batam, Senin (4/9). Mereka meyampaikan perihal nasibnya yang tak bisa mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) maupun ASN. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Puluhan tenaga guru honorer SD-SMP di Kota Batam menemui Ketua DPRD Kota Batam, Senin (4/9). Pertemuan ini untuk menyampaikan kendala mendaftar sebagai tenaga PPPK.

“Persaingan seleksi ini cukup ketat. Khusus untuk jurusan kami ini (bahasa Inggris) tidak linear untuk jenjang SD, sedangkan di SMP formasi terbatas. Jadi kami ingin mengadukan nasib kami,” kata Koordinator Forum Guru Honorer SD-SMP se- Batam, Berli Arlandy, Senin (4/9).



Ia berharap ada solusi terkait nasib mereka, khususnya guru bahasa Inggris. Menurutnya, sebagai tenaga honorer mereka sudah mengabdi 12-20 tahun lebih. Sehingga harapan menjadi ASN sudah dinanti bertahun-tahun.

“Untuk seleksi sudah terus diikuti. Makanya besar harapan kami agar ada solusi terkait nasib kami ini. Kami sedih kalau tidak bisa ikut seleksi, padahal jurusan lain yang tidak linear bisa lolos. Jadi kami mohon ada perhatian dari pemerintah daerah untuk memperjuangkan nasib kami ini,” jelasnya.

Baca Juga: Operasi Zebra di Wilayah Kepri Dimulai, Ini 7 Sasaran Pengendara

Selain itu, menjelang dibukanya seleksi PPPK yang rencananya akan dibuka 16 September 2023 ini, ia berharap sistem penerimaan PPPK juga bisa diakses, dan memudahkan tenaga honorer untuk mendaftar.

“Kami juga berharap ada solusi untuk ini. Karena jadwal pendaftaran sudah ada. Kami sangat berharap dari Dinas Pendidikan, DPRD bisa membantu kami,” ungkap Berly.

Ia menuturkan, kendala itu terasa sejak 2021 lalu. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya, ia dan honorer lainnya bisa mencapai tahapan ujian.

“Sebelumnya kita bisa sampai tes. Kalau ikut aturan, kita semua seharusnya bisa ikut sampai tes. Kami sedih, karena harus kalah bersaing dengan yang lain, yang mungkin masa mengajarnya masih satu atau dua tahun,” bebernya.

Saat ini tenaga honorer masih dikontrak setiap tahunnya. Sehingga menjadi ASN adalah harapan yang dinantikan. Apalagi mereka sudah mengabdi puluhan tahun. Sehingga sangat berharap bisa menjadi ASN.

Baca Juga: Penumpang Kaget Pass Pelabuhan Internasional Naik: Ini Kapan Sosialisasinya Ya

“Kami mohon solusi untuk persoalan kami ini. Tahun lalu sistem tidak bisa diakses, padahal kami sudah lolos administrasi. Akibatnya kami tak bisa ujian, dan harus mengubur mimpi kami jadi ASN. Kami sangat berharap tahun ini sistem bisa diakses. Jadi kami mohon kepada Pemda dan DPRD bisa mencarikan solusi untuk kami ini,” bebernya.

Ia menambahkan perjuangan untuk menjadi ASN juga ditempuh oleh tenaga guru honorer. Bahkan mereka kembali kuliah PGSD. Demi bisa mengajar di SD, karena kesempatan di jenjang SMP terbatas.

“Kami kalah bersaing. Ada juga yang tak linear tapi bisa masuk, sedangkan kami yang dari FKIP disebut tidak linear. Perjuangan harus kuliah lagi juga ditempuh demi menjadi ASN,” imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap ada solusi terbaik, agar tahun ini bisa ikut seleksi, dan bisa lolos menjadi ASN. Tahun lalu ada 514 yang sudah lolos. Jadi masih ada kurang lebih 400 orang tenaga honorer yang masih berjuang saat ini.

“Dengan pengalaman mengajar yang sudah puluhan tahun, tentu kami sangat berharap jadi ASN,” harapnya.

Baca Juga: Bahas Peluang Investasi, Delegasi Kementerian Ekonomi Taiwan Kunjungi BP Batam

Sekretaris FGHSN, Aldzukri Almursjid menambahkan, mereka telah mengadukan hal itu ke DPRD Batam agar terfasilitasi.

Terlebih, jumlah guru honorer di Batam saat ini masih cukup banyak yakni mencapai 400 orang lebih.

“Terakhir akses pada pertengahan tahun lalu 2022. Masih ada sisa sekitar 400 orang. Kami butuh ada solusi. Sebelumnya kami sudah ke dinas pendidikan,” ucapnya.

FGHSN menilai, jika pun mereka tidak lulus setidaknya telah berjuang hingga tahap ujian atau tes. Namun, tidak gugur begitu saja lantaran kendala sistem seperti saat ini.

“Kalau tak bisa akses websitenya, bagaimana mau daftar dan ikut tes,” imbuhnya.(*)

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img
spot_img

Update