Kamis, 9 Januari 2025

Ramadan, Muhammadiyah 11 Maret, NU 12 Maret

Berita Terkait

spot_img

batampos – Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya merespons adanya potensi perbedaan awal Ramadan 1445 H/2024 M. Lewat surat edaran Menag Yaqut Cholil Qoumas yang dikeluarkan Selasa (5/3) malam, masyarakat diminta untuk tetap menjaga toleransi menyikapi potensi perbedaan tersebut.

Seperti diketahui PP Muhammadiyah sudah sejak awal tahun lalu mengeluarkan maklumat. Di antara isinya adalah awal puasa tahun ini ditetapkan jatuh pada Senin, 11 Maret. Muhammadiyah sudah bisa menetapkan awal puasa, karena menggunakan metode hisab.


Sementara itu, NU selain menggunakan hisab, juga melakukan rukyat atau pengamatan hilal. Dari metode hisab, pada Minggu (10/3) nanti hilal memang sudah di atas ufuk. Tetapi tingginya masih di bawah satu derajat. Sehingga kecil kemungkinan untuk bisa dirukyat. Sehingga NU hampir dipastikan akan mengawali puasa pada Selasa, 12 Maret.

Perbedaan penetapan hari besar Islam itu, sama seperti tahun lalu. Bedanya pada tahun lalu, perbedaan terjadi pada penetapan 1 Syawal atau Idulfitri. Tahun lalu, Muhammadiyah dengan metode hisabnya menetapkan Lebaran jatuh pada 21 April. Sementara itu, NU dan pemerintah menetapkan Lebaran jatuh pada 22 April.

Sedangkan untuk awal puasa, tahun lalu serentak pada 23 Maret.

”Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,” kata Yaqut di Jakarta, Rabu (6/3). Dia mengatakan dalam surat edaran menyambut Ramadan tersebut, isinya tidak hanya soal sikap terhadap perbedaan awal puasa.

ilustrasi (freepik)

Tetapi juga ada poin lain, terkait dengan panduan ibadah selama bulan puasa. Yaqut mengatakan, di antaranya adalah dalam menjalankan ibadah puasa dan Lebaran nanti, umat Islam diminta untuk sesuai syariat Islam dan menjaga toleransi. Termasuk juga soal penggunaan penge-ras suara, harus tetap merujuk pada pedoman yang dikeluarkan pada 2022 lalu.

Kemudian saat malam takbir nanti, diminta untuk mematuhi aturan pemerintah daerah setempat. Pelaksanaan materi ceramah kegiatan selama bulan Ramadan dan salat Idulfitri nanti, berpedoman pada Surat Edaran Menag 9/2023. ”Materi ceramahnya menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak bermuatan politik praktis,” jelasnya.

Umat Islam juga diimbau untuk mengoptimalkan ibadah zakat, infak, sedekah, sampai dengan wakaf. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga masyarakat yang kurang beruntung dari sisi ekonomi, tetap bisa memperoleh keberkahan selama bulan puasa nanti. Selain itu juga bisa tetap suka cita menyambut bulan Ramadan.

Di bagian lain Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag mengeluarkan surat edaran terkait dengan pembelajaran di madrasah selama bulan puasa. Di antara ketentuannya adalah hari belajar pada 1 Ramadan diliburkan satu hari. Penetapan 1 Ramadannya tetap menunggu hasil sidang Isbat Kemenag.

Kemudian, kegiatan pembelajaran sepanjang bulan Ramadan diarahkan untuk peningkatan keimanan, ketakwaan, pendalaman, pemahaman, dan keterampilan ibadah. Madrasah juga diper-bolehkan menjalankan program Pesantren Ramadan atau aktivitas pembinaan keagamaan lainnya. Untuk jam belajar setiap harinya, diatur oleh masing-masing kepala madrasah. Dengan ketentuan merujuk dari kebijakan di pemerintah daerah setempat.

Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam untuk mengisi bulan Ramadan dengan memperbanyak ibadah. Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar mengatakan setiap umat Islam patut bersyukur diberikan panjang umur sehingga bisa bertemu dengan bulan Ramadan kembali.

Dia mengatakan salah satu keutaman bulan Ramadan adalah penuh rahmat dan ampunan.

”Allah telah menjanjikan maghfirah (ampunan), rahmat, dan berbagai kenikmatan yang akan diberikan pada umat Islam yang melak-sanaakan ibadah wajib maupun sunnah di bulan Ramadan,” tuturnya.

Kiai Anwar mengatakan sebagi manusia tentu tidak luput dari doa. Sehingga pada momen Ramadan nanti, umat Islam harus betul-betul membersihkan dosa. Caranya dengan meminta ampun sedalam-dalamnya kepada Allah. Menurutnya, sebesar apapun dosa yang dilakukan apabila menunaikan ibadah puasa Ramadan dengan ikhlas dan semata mencari Ridha Allah, nanti akan diberikan ampunan. (*)

 

Sumber: JP group

spot_img

Update