Rabu, 18 September 2024
spot_img

Ramaikan Pameran IMOX 2024, Iperindo Kepri Ingin Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Semakin Maju

spot_img

Berita Terkait

spot_img
36894795 6bca 4a47 a7ab eae60338ed7c
Pengurus Ikatan Perusahaan Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri saat meramaikan Indonesia Marine & Offshore Expo (IMOX) 2024 yang digelar di Hotel Radisson, Batam. Foto: Eusebius Sara/ Batam Pos

batampos – Ikatan Perusahaan Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri ramaikan Indonesia Marine & Offshore Expo (IMOX) 2024 yang digelar selama tiga hari di Hotel Radisson, Batam.

Even tahunan untuk pameran produk perusahaan galangan kapal dan Offshore ini dimulai, Jumat (2/8) kemarin dan ada ratusan perusahaan yang bergabung di dalamnya. Iperindo Kepri sedikitnya ada delapan perusahaan yang bergabung untuk memamerkan serta memasarkan hasil produksi mereka.



“Ini bagus dimana semua perusahaan saling mensupport satu sama lain dengan produk nya masing-masing. Kekurangan bisa saling dilengkapi di sini. Kita sambut baik Even ini, ” ujar Ketua DPD Iperindo Kepri Ali Ulai melalui Sekretaris Iperindo Kepri Tia di lokasi pameran.

Anggota Iperindo yang bergabung dalam pameran ini ada delapan perusahaan yakni; PT. Vector InfoTechnologies Indonesia, yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang sistem integrator, menyediakan jasa digitalisasi perkapalan untuk platform digital maritim dan konektivitas satelit untuk pemantauan pelabuhan menggunakan product IO3, KnOcean dan lainnya.

PT. Cahaya Samoedera Bersaudara, yang merupakan distributor pelumas perkapalan resmi Shell Marine Products. PT. Patria Maritim Perkasa, yang merupakan main contractor, perusahaan besar dan memiliki wilayah dalam pembuatan desain dan arsitektur kapal. PTCitra Shipyard yang merupakan perusahaan galangan kapal yang berada di Kota Batam.

PT. PCM Kabel Indonesia yang merupakan perusahaan Kabel Marine di Indonesia. PT. Inovasi Kelautan Nusantara (OXE Indonesia) – OXE Diesel: Mesin Tempel Diesel Ramah Lingkungan dari Swedia. Serta PT. Athira Maritim Indonesia, sebagai perusahaan yang menciptakan produk-produk baru bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas sistem produksi pada industri komponen perkapalan nasional.

Seperti diketahui dalam pameran ini, peserta pameran perusahan galangan kapal dan offshore menunjukan hasil produksi masing-masing. Target bukan saja peminat dari luar tapi juga sesama anggota pameran untuk saling melengkapi demi kemajuan dunia industri galangan kapal dan lepas pantai.

Kepri sendiri saat ini kondisi industri galangan kapal dan lepas pantai terus membaik. Perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam Iperindo memiliki proyek pembuatan kapal hingga akhir tahun nanti. Artinya sepanjang tahun ini projek pembuatan kapal aman. Butuh dukungan yang serius dari pemerintah agar industri galangan kapal di Batam semakin dipercaya dan berkembang.

“Yang tahun 2024 ini ada memang cuman belum begitu banyak. Lagian banyak galangan masih fokus dengan proyek tahun sebelumnya yang masih belum selesai dikerjakan. Permintaan tongkang dalam negeri yang banyak, ” kata Tia.

Dijelaskan Tia, pada dasarnya orderan pembuatan kapal serta kepercayaan konsumen dengan galangan kapal di Batam sudah cukup baik selama ini. Namun ada kendala yang cukup serius yang menghambatnya yakni kekurangan tenaga welder atau tukang las.

Krisis tenaga werlder ini terjadi sejak awal tahun 2023 hingga banyak proyek di tahun 2023 yang masih dikerjakan di tahun 2024 ini. Berbagai upaya telah dilakukan namun tenaga welder yang sesuai dengan kebutuhan industri galangan kapal masih kurang.

“Saat ini diangka 3.000 an tenaga welder yang kurang. Ini masih jadi masalah sampai sekarang, ” kata Tia.

Sebelumnya Ali Ulai sendiri mengaku, telah berupaya keras dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja untuk mengatasi persoalan kekurangan tulang las ini. Namun upaya-upaya ini belum memenuhi semua kebutuhan tenaga welder di Batam. “Proyek ada cuma tukang las yang masih kurang, ” ujar Ali, beberapa waktu lalu.

Persoalan lain yang dihadapi pengusaha galangan kapal adalah birokrasi perizinan yang masih ribet dan berbelit-belit. Perlu ada penyelarasan segala proses perizinan sehingga tidak memudahkan pengusaha untuk memajukan industri galangan kapal di Batam ini.

“Selain tenaga welder, dukungan perizinan yang lebih mudah juga diperlukan. Regulasinya permudahkan lah, ” ujar Tia. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img
spot_img

Update