batampos – Harga cabai di pasaran Batam melambung hingga angka seratus ribu per kilogram. Hal itu tentunya menimbulkan kepanikan sejumlah masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Kadis Perindag Kota Batam, Gustian Riau mengaku telah rapat dengan para distributor untuk memastikan kenapa harga cabai mahal. Apalagi kenaikannya menjelanh bulan Suci Ramadan.
“Tadi (kemarin) sudah rapat dengan distributor, dan didapat beberapa alasan kenapa harga cabai di Batam naik cukup tinggi,” ujar Gustian, Selasa (27/2).
Baca Juga:Â Pasokan Kurang, Pemprov Kepri akan Datangkan Cabai Dari Sulawesi dan Aceh
Menurut dia, ada beberapa alasan yang disampaikan para distributor terkait melonjaknya harga cabai. Pertama, cabai yang dipasok dari Aceh berkurang karena baru selesai panen, dan masih bentukan bibit.
Begitu juga dengan cabai di daerah Jawa dan Medan yang juga habis dipanen dan baru ditanam kembali. Sedangkan cabai di Lombok baru akan memasuki masa panen dalam pekan ini.
“Cabai Batam di pasok dari Aceh, Medan, Jawa, Lombok dan Padang. Beberapa daerah sudah panen dan masih tahap pembibitan. Sedangkan untuk Lombok itu akan panen. Nah cabai hanya dari Padang, itu harganya dari sana sudah Rp 80 ribu per kg,” sebut Gustian.
Dikatakan Gustian, kondisi seperti ini hampir setiap tahun terjadi di waktu yang bersamaan. Sehingga ia membantah kenaikan karena akan memasuki bulan suci Ramadan.
Baca Juga:Â Rekapitulasi Suara Tingkat Kecamatan: Batuaji 80 Persen, Sagulung Dekati 60 Persen
“Bukan karena mau puasa naik, tapi memang kondisi ini setiap tahun terjadi di wilayah waktu yang sama juga. Jadi Se Indonesia itu harga cabai mahal,” sebut Gustian.
Meski begitu, Gustian berjanji akan tetap mengawasi harga cabai. Bahkan ia berharap kondisi ini akan berakhir beberapa hari jelang bulan puasa.
“Mudah-mudahan secepatnya turun, sehingga tidak memberatkan masyarakat saat puasa nanti. Saya juga imbau masyarakat untuk tidak panik,” pungkas Gustian. (*)
Reporter: Yashinta