Kamis, 19 September 2024
spot_img

Regulasi baru VoA Tak Kunjung Diteken, Kunjungan Wisman Tak Maksimal

spot_img

Berita Terkait

spot_img
wisman 2024
Sekda Kota Batam, Jefridin, bersama Kadis Parawisata Kota Batam, Ardiwinata, menyambut wisman pertama di tahun 2024 yang tiba melalui Pelabuhan Internasional Batam Center, Senin (1/1) lalu. Regulasi baru terkait VoA sangat dinantikan pelaku pariwisata untuk mendongkrak kedatangan wisatawan mancanegara.
F. Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Proses permohonan relaksasi Visa on Arrival (VoA) yang dilayangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam belum meng-hasilkan jalan terang. Bahkan informasi yang beredar, relaksasi VoA masih dalam proses paraf ulang.

Hingga saat ini, kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan arus wisatawan mancanegara tersebut belum ditandatangani. Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran bahwa momentum pemulihan ekonomi di daerah bisa terhambat.



Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata, mengungkapkan bahwa proses pengajuan relaksasi VoA masih dalam tahap pengulangan. Pemko Batam telah menyampaikan usulan untuk membebaskan VoA bagi empat negara prioritas, yaitu Jepang, Korea, India, dan Tiongkok.

”Terakhir, Pak Menteri (Menparekraf Sandiaga Uno) menyatakan bahwa usulan relaksasi VoA harus diparaf ulang, artinya diulang dari awal. Terkait detail teknisnya mungkin Pak Menteri yang lebih tahu,” ujar Ardiwinata kepada Batam Pos.

Pihaknya telah bersurat kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sejak Agustus 2023 untuk meminta percepatan relaksasi VoA. Namun, hingga kini, belum ada kepastian kapan regulasi tersebut akan ditandatangani.

”Saya tidak bisa memprediksi (kapan regulasi VoA akan disetujui oleh pemerintah pusat) itu. Kami sudah lama menunggu, karena ini sangat berpengaruh terhadap pencapaian target wisatawan di Batam,” kata dia.

Selain itu, Ardiwinata menjelaskan bahwa Pemko Batam telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut wisatawan lokal maupun mancanegara, termasuk pembenahan akses, amenitas, dan atraksi yang dikenal sebagai konsep 3A. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik Batam sebagai salah satu destinasi wisata termasyhur di Indonesia.

”Pemko Batam sudah banyak berbuat untuk menyambut para wisatawan. Tinggal lagi bagaimana regulasi pemerintah pusat terhadap VoA untuk segera direlaksasi. Itu yang ditunggu oleh pelaku pariwisata di Batam,” ujarnya.

Senada, para pelaku industri pariwisata di Batam dan Kepri terus mendesak pemerintah pusat agar segera mengambil keputusan. Hal ini mengingat pentingnya relaksasi VoA untuk memulihkan sektor pariwisata Batam dan Kepri yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

”Kita berharap ini segera terealisasi. Hampir dua tahun mandek. Kita ingin perputaran ekonomi meningkat. Kalau VoA berlaku, bisa tujuh hari, turis masuk, udah murah,” ujar Ketua DPD Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Kepri, Mulyadi Tan, Senin (12/8).

Menurutnya, kebijakan ini akan berdampak positif bagi ekonomi lokal. Terutama melalui peningkatan daya beli wisatawan yang masuk.

Mulyadi menjelaskan, andai VoA ini diberlakukan, biaya yang sebelumnya Rp500 ribu bisa turun menjadi Rp100 ribu. ”Kalikan aja, selisih Rp400 ribu, itu bisa buat makan dua hari, atau belanja oleh-oleh. Itu yang dapat keuntungannya pedagang,” kata dia.

Dia juga menyoroti bagaimana negara-negara lain telah bergerak cepat dalam mendukung industri pariwisata mereka. Bahkan ada yang menghapuskan VoA sama sekali untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Spending power-nya pasti naik,” katanya.

Pria yang akrab disapa Ahi ini mengungkapkan, salah satu alasan utama VoA ini belum ditandatangani adalah kabar bahwa Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tidak memberikan persetujuan. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa sektor pariwisata Kepri bisa kehilangan momentum pemulihan ekonomi jika kebijakan ini terus tertunda.

”Itu kabar yang saya dapat. Kabarnya (permohonan VoA) setop di Kemenkeu, tidak ditandatangani,” ujarnya.

Ia ingin pemerintah segera mengambil langkah sebelum masa jabatan Presiden Jokowi berakhir. Paling tidak, sebelum masuk pemerintahan baru, ada yang bisa memberi kepastian mengenai relaksasi VoA untuk Kepri.

Hingga saat ini, Batam telah menerima sekitar 600 ribu wisman dari target 2 juta kunjungan di tahun 2024 ini, dengan rata-rata 125 ribu turis per bulan. Ardiwinata optimistis, jika relaksasi VoA segera diterapkan, target wisatawan akan lebih cepat tercapai.

Ekstra Trip Feri Pelabuhan Internasional Batam Center Dialihkan ke Sekupang
Sementara itu, Otoritas Pelabuhan Batam memutuskan untuk mengalihkan jadwal ekstra trip kapal rute internasional dari Pelabuhan Feri Internasional Batam Center ke Pelabuhan Internasional Sekupang.

Pengelola pelabuhan Feri Internasional Sekupang, Jumarly, mengatakan, kebijakan ini mulai berlaku sejak Jumat (9/8) lalu. Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan para penumpang.

”Gak setiap hari ya, cuma ekstra trip weekend di Pelabuhan Feri Internasional Batam Center dialihkan ke Pelabuhan Feri Internasional Sekupang,” kata Jumarly, Senin (12/8).

Menurutnya, pengalihan jadwal ekstra trip kapal rute internasional ini berdampak baik terhadap peningkatan jumlah kunjungan pelabuhan Feri Internasional Sekupang. Tercatat, sejak Jumat (9/8), jumlah penumpang di Pelabuhan Internasional Sekupang mencapai 2.400 orang.

”Alhamdullilah. Pelabuhan kami kembali ramai, selama ini kami siap mengoperasikan pelabuhan sampai malam hari. Jika pun ekstra trip dialihkan ke sini, kami siap mengawal,” katanya.

Lanjut Jumarly, sekitar dela-pan ekstra kapal dari Singapura masuk ke Pelabuhan Feri Internasional Sekupang. Pelayaran berlangsung hingga malam hari. Untuk mengawal itu, pihaknya memaksimalkan layanan yang ada.

”Pelabuhan Sekupang memiliki fasilitas yang lebih baik dari pelabuhan lainnya,” tambah Jumarly. Saat ini, Pelabuhan Feri Internasional Sekupang hanya melayani rute pelayaran Batam-Singapura dengan pintu masuk Harbour Front.

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam Center, Nurdianto, mengatakan, peralihan rute itu terjadi pada trip ekstra kapal. Hal itu dilakukan untuk mengurai adanya lonjakan penumpang di Batam Center.

Langkah itu dilakukan untuk pemerataan kunjungan penumpang. Tentunya untuk memperlancar arus pelayaran dengan prinsip prioritas keselamatan.

”Trip reguler tetap lancar. Tak ada perubahan jam operasional, tetap seperti biasanya. Hanya saja, beberapa agen yang mengajukan ekstra trip kita alihkan rutenya ke Pelabuhan Feri Internasional Sekupang,” ujarnya.

Ekstra trip, kata dia, kerap terjadi pada akhir pekan dimana hari itu adalah hari libur. Kondisi ekstra trip kerap membuat penumpukan penumpang di pelabuhan.

”Jadi yang dialihkan itu hanya operator yang mengajukan ekstra trip. Seperti kemarin, satu agen ada pengajuan dua hingga tingga trip ekstra dan itu kita alihkan ke Sekupang. Agen kapal yang memahami akan hal itu,” tuturnya. (*)

 

Reporter : Arjuna / Rengga Yuliandra

spot_img
spot_img

Update