Rabu, 29 Januari 2025

Remaja di Pusaran Kejahatan Jalanan di Batam

Berita Terkait

spot_img
Kapolsek Sekupang, Kompol Yudha Suryawardana (kiri) memperlihatkan barang bukti dan pelaku pencurian sepeda motor di Tanjungriau, Sekupang. Foto: Rengga Yuliandra/Batam Pos

Kejahatan jalanan berupa pencurian di Batam meningkat. Sebagian pelakunya remaja dan anak-anak.

 


Reporter: YOFI YUHENDRI, FISKA JUANDA

 

KAKI Muhammad Fahmi, 23, dan Andre Jeremi, 27, dibalut perban saat digiring ke Mapolresta Barelang. Keduanya ditembak usai menjambret di depan rumah makan Danau Toba, Orchid Park Batam Centre, Jumat (23/9) lalu.

Kedua pelaku ini nekat melancarkan aksinya karena tidak memiliki pekerjaan. Hasil kejahatan tersebut digunakan untuk biaya sehari-hari.

“Karena tidak ada kerjaan. Butuh uang untuk biaya sehari-hari,” ujar Fahmi yang merupakan warga Sengkuang ini.

Kasus penjambretan ini, merupakan satu dari tiga kasus yang berhasil diungkap Polresta Barelang dalam sebulan belakangan. Sebelumnya, polisi juga menangkap RS di kawasan Batuaji pada 19 September lalu. Pria 30 tahun ini menjambret ponsel milik bocah 12 tahun di Kampung Utama, Lubukbaja.

Kemudian AL, 35 dan HK, 40 ditangkap polisi di kawasan Nagoya. Keduanya melakukan pencurian motor di Perumahan GMP Tanjungsengkuang, Batuampar. Kemudian motor curian tersebut digunakan untuk menjambret.

“Saat ini mayoritas yang ditangani itu kasus pencurian dan penganiayaan. Rata-rata pelaku itu pengangguran, dan membutuhkan uang,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bengkong, Iptu Rio Hardian.

Rio menjelaskan, setiap bulannya, pihaknya rutin menangani kasus pencurian, khususnya pencurian motor. Namun, saat ini, pelaku pencurian mayoritas merupakan anak di bawah umur.

“Untuk curanmor sekarang itu kebanyakan pelakunya anak-anak. Mereka komplotan, dan mencuri menggunakan kunci T,” katanya.

Dari pengakuan anak-anak tersebut, kata Rio, mereka beraksi di beberapa wilayah. Seperti Bengkong, Lubukbaja, Batuampar, Sekupang, dan Batuaji. “Hasilnya (motor curian) mereka jual. Dan beberapa memang dipakai,” ungkapnya.

Rio menambahkan dalam tiga bulan belakangan, kasus penganiayaan yang ditangani pihaknya juga melonjak. Namun, kebanyakan kasus tersebut berujung damai.

“Modusnya saling kenal juga. Misalkan minjam uang, kemudian saat ditagih tidak mau mengembalikan, dan terjadi penganiayaan,” terang Rio.

Sementara itu, Kapolsek Lubukbaja, Kompol Budi Hartono, mengatakan dalam beberapa bulan ini, pihaknya banyak menangani kasus penipuan dan penggelapan. Kemudian kasus penganiayaan, dan pencurian motor.

“Penipuan dan penggelapan ini saling kenal antara pelaku dan korban. Tapi biasanya diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Budi.

Budi menambahkan, saat ini modus penipuan yang marak juga melalui media sosial (medsos). Modusnya, pelaku menghubungi pelaku melalui ponsel dan mengatasnamakan dari bank atau dari aplikasi belanja online.

“Pelaku nanti minta OTP (One Time Password) M banking. Pelaku bisa langsung masuk ke akun bank dan mengambil uang milik korbannya,” kata Budi.

Meningkatnya kasus kejahatan jalanan diamini Kasubdit III Ditreskrimum Polda Kepri, AKBP Robby Topan Manusiwa.

“Kasus naik, namun pengungkapan kami juga meningkat,” ujar Robby.

Ia mengatakan, sudah menyebar jajarannya se Batam, demi mengungkap kasus-kasus kriminal yang dilaporkan di Polsek, Polres, maupun Polda Kepri.

Robby mengatakan, kunci pengungkapan ada di kecepatan masyarakat melaporkan setiap ada kejadian.

Semakin cepat masyarakat melaporkan, kepolisian pun semakin mudah dalam menangani kasus. “Rata-rata pengungkapan kami itu mulai dari dua hari hingga paling lama satu bulan. Biasanya selalu terungkap,” ujarnya.

Terkait tren kenaikan kasus ini, juga dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Harry Goldenhardt. “Kejahatan jalanan agak tinggi, kalau di Batam banyak street crime. Tapi yah, pengungkapan juga tinggi. Bisa dilihat dari kasus yang diungkap Polsek, Polres dan Polda,” ujarnya.

Ia mengatakan, beberapa waktu terakhir, ada kasus-kasus kriminal yang pelakunya anak-anak di bawah umur.

Harry menduga banyaknya anak di bawah umur terlibat pidana, akibat kebutuhan yang di luar batas kewajaran. “Beli ini atau itu, uang gak ada. Larinya jadi ke aneh-aneh,” ujar Harry.

Apalagi setiap kasus kejahatan, selalu ada orang dewasa terlibat. Orang dewasa inilah yang mengatur atau mengarahkan anak-anak remaja tersebut.

Sementara Kapolresta Barelang, Kombes Nugroho Tri Nuryanto, mengatakan untuk mengantisipasi kasus kejahatan di Batam, pihaknya rutin melakukan patroli khusunya pada malam hari.

“Patroli ini fokus kepada kriminalitas jalanan, seperti curas, curat, curanmor,” kata Nugroho.

Untuk memberikan efek jera, kata Nugroho, ia sudah menginstruksikan seluruh anggotanya untuk menindak tegas pelaku kejahatan tersebut. Ia meminta anggotanya untuk menembak di tempat para pelaku tersebut.

“Jka ditemukan kejahatan C3, curas, curat dan curanmor, dan pelakunya melawan, maka saya instruksikan tembak di tempat,” tegasnya.

Selain mengintruksikan anggotanya, Nugroho juga meminta masyarakat yang melihat kejahatan di sekitar untuk langsung melaporkan ke pihak kepolisian. Kemudian meminta masyatakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Lebih waspada lagi, khususnya kepada diri kita sendiri. Intinya lebih hati-hati,” paparnya. (*)

 

spot_img

Update