Sabtu, 21 September 2024

Resesi Mengancam, Masa Mengencangkan Ikat Pinggang

Berita Terkait

spot_img
batu ampar bp batam
Ilustrasi. Aktivitas di Pelabuhan Batu Ampar. Foto: BP Batam untuk batampos.co.id

batampos – Dosen Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Dodi Dermawan, mengatakan penurunan ekspor Kepri, baik migas maupun nonmigas, tidak terlepas dari kondisi ekonomi global akibat perang Ukraina-Rusia.

“Karena hasil pengolahan yang ada di Kepri diekspor ke Singapura, Amerika, dan Eropa. Sementara di sana sedang mengalami resesi ekonomi,” kata Dodi kepada Batam Pos, Minggu (30/10).



Resesi yang terjadi di negara maju itu akan berimbas pada daya beli, dan permintaan terhadap barang ekspor dari Indonesia juga mengalami penurunan.

Baca Juga: Ketangguhan Batam Diuji

Sehingga dapat dikatakan bayangan resesi di Indonesia sudah terasa karena pendapatan masyarakat yang mulai terpengaruh, perusahaan akan mengurangi karyawan.

“Mungkin ada juga yang merumahkan karyawan sementara karena permintaan ekspor mereka turun. Ditambah dampak kenaikan BBM juga sangat terasa,” papar Dodi.

Sekarang ini, salah satu cara yang bisa diambil adalah belanja pemerintah lebih menyasar pada masyarakat seperti penggunaan produk dalam negeri, pemasaran barang ekspor di pasar lokal, dan mengurangi impor.

Baca Juga: Ini Nomor Call Center SPAM Batam yang Baru

Selain itu, pemerintah sebaiknya mengkaji ulang proyek jangka panjang yang sudah direncanakan.

“Kalau bisa bahan-bahan yang biasa diimpor ini bisa disediakan dari dalam negeri saja, seperti kebutuhan pokok,” ujar Dodi.

Mungkin ada yang beranggapan sekarang ini ekonomi Indonesia masih baik-baik saja. Namun, kata Dodi, untuk 2023 mendatang belum bisa dipastikan akan normal. Jika ekonomi global mengalami resesi, otomatis Indonesia terdampak.

Sementara untuk pihak perusahaan, Dodi menyarankan sudah sebaiknya melakukan efisiensi karena melihat prospek pasar internasional yang tidak begitu bagus.

Baca Juga: Banyak Event Jelang Akhir Tahun di Batam

Efisiensi tidak harus merumahkan karyawan, perusahaan bisa memaksimalkan kinerja para pekerjanya dan menyusun berbagai perencanaan.

“Bisa dengan melakukan perencanaan, misalnya barang produksi yang mudah terserap di pasar dan efisiensi belanja bahan baku dan tenaga kerja,” ujarnya.

Memang pada akhirnya yang akan merasakan dampak tersebut adalah masyarakat yang menggantungkan pendapatanya pada sebuah perusahaan.

Yang bisa dilakukan perusahaan adalah mencari alternatif baru, karena untuk mencari pasar baru tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Mungkin bisa mencari pasar ekspor di Asia Timur seperti Arab,” ujarnya. (*)

 

 

Reporter: PERI IRAWAN

spot_img

Update