batampos – Bunda Mandiri Group merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Pembina Yayasan Harapan Bunda, H Henry Minit (lahir Kamis 17 Januari 1952), sekaligus HUT ke-29 Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB, beroperasi Minggu 17 Januari 1993) di Aula 17 kampus Institut Kesehatan Mitra Bunda (IKMB), Jalan Seraya nomor 1, Sabtu (22/1/2022).
BACA JUGA: Toko Obat dan Praktik Bidan Menjadi Rumah Sakit Harapan Bunda
Di hari bahagia itu, Henry didampingi Ketua Yayasan Harapan Bunda, Hj Gusnawati STr Keb MKM mengatakan, ‘’RSHB milik masyarakat Batam (Kepri). Mari kita rawat, kita jaga, kita doakan RSHB,’’ papar Henry.
BACA JUGA: Bunda Mandiri Group Santuni 680 Warga Batam
Saat itu mereka memberi santunan dana dan sembako kepada yatim piatu dari 5 panti asuhan (PA) di Batam. Selain diisi lucky draw dengan ratusan hadiah, acara diselingi makan bersama dengan 600-700 hadirin.
Hadir saat itu, keluarga besar Mandiri Group seperti: Direktur RSHB, dr Made Tantra Wirakesuma MARS; dr Arie Vonikartika MKM; Rektor IKMB, dr H Mawardi Badar MM; Hj Masrida Mansyur; Sri Fita Nofita; H Hardizon (Son); Ade Wirman; Drs Hanafi MS; Direktur RS Agung Jakarta Selatan; BPR Harapan Bunda; Klinik Asih; Klinik Bunda; Bundo Kanduang Batam; dan lainnya.
BACA JUGA: Bunda Mandiri Group Kurban 20 Sapi
Menerapkan protokol kesehatan, Henry dan Gusnawati tidak ingin acara ini terlalu protokoler. Suami istri ini membuat suasana menjadi hangat dan akrab. Mereka tidak segan mendatangi, menyapa, menyalami hadirin, tua muda, berpangkat atau tidak.
BACA JUGA: Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam
Saat memotong kue HUT, Gusnawati bergurau dengan mengatakan, ‘’Pak Haji Henry banyak disukai orang, tapi cintanya hanya untuk Gusnawati. Pak Haji Henry banyak senyum kepada orang lain, tapi hatinya hanya untuk Gusnawati,’’ papar Gusnawati mencairkan suasana.
BACA JUGA: RSHB Batam Milik Masyarakat, Bunda Mandiri Group Rayakan HUT Henry dan RSHB
Gedung pun geger dengan tawa. Para staf, perawat, dokter dan hadirin terlihat terhibur di event penuh kekeluargaan tersebut.
Hiburan lain tak kalah menariknya adalah aksi panggung Henry dalam Ekspresi Langkah (EL). Di EL ini, Henry membacakan (semacam) puisi berisi kesulitan hidup, berkawan, berusaha, mencintai, menghormati, kesehatan, rezeki, prestasi, dan bersyukur kepada Allah.
Bak penyair ulung, Henry membacakan puisi itu sambil berjongkok, duduk, berbalik badan, membelakangi hadirin, berteriak, merintih, menjerit kesakitan, menangis, tertawa-tawa, tidur-tidur, bahkan berguling-guling.
Sebagian hadirin tertawa terkikik-kikik melihat aksi panggung itu. Sebagian besar mengangguk-angguk, mengerti dan memahami pesan penyair abad milenial ini. Ternyata apa yang diraih Henry saat ini tidak instant. Tidak sim salabim. Secara halus dan bijak, Henry menceritakan kepada keluarga Bunda Mandiri Group dan hadirin, semua keberhasilan ini, memerlukan perjuangan. Kadang terjatuh, terhempas, terhimpit, sakit, dihina, dijegal, ditertawakan, dicaci, diejek, orang iri, orang dengki, banyak tangis sadikit tawa. Kalian jangan cengeng. Pantang mundur. Kompak, jaga kebersamaan, berkawan, berderma, bersedekah, berdoa terus kepada Allah SWT. Kalian harus rajin. Jaga dan rawat Bunda Mandiri Group ini.
‘’Tetap bersyukur. Rendah hati. Jangan merasa tinggi. Tetap berbuat baik. RSHB untuk masyarakat Kepri. Masyarakat miskin berobat gratis. Tapi jangan pura-pura miskin. Tak baik. Obat kita beli. Mualaf mau berkhitan (sunat) gratis,’’ tutup Henry.
Tak hanya bisa bercerita tentang kebaikan. Henry dan Gusnawati di event ini mengundang, mendatangkan orang dituakan, orang-orang berjasa membantu usaha dan perjuangan mereka. (adv)
Reporter: Suprizal Tanjung