Bermula dari Dua Meja dan Beberapa Kursi
batampos – Ingin makan ketupat (nasi rebus dibungkus khusus dengan daun kelapa, red) khas Ranah Minang yang lezat dan terkenal, tidak harus datang ke Sumatera Barat (Sumbar).
Di Batam, pecinta makanan berkuah santan lezat itu direkomendasikan datang langsung ke lapak Ketupat Lontong Salero Sutan di kawasan Tanjung Pantun, Jodoh, Batam. Satu hari, ada 300 – 400 pelanggan menikmati ketupat atau lontong Salero Sutan. Untuk membeli kadang harus antre. Harganya pun murah Rp 11.000 per porsi.
BACA JUGA:Â Dewi Asriani, Pemilik Zahran Cake
Ketupat yang disuguhkan Salero Sutan ini sudah bisa dinikmati mulai pukul 06.30 sampai 12.00 WIB setiap hari. Berdasarkan pengamatan Batam Pos, lapak Salero Sutan yang berada di atas mobil warna hitam BP 1605 HM tersebut sudah mulai ditunggu dan ramai oleh pelangagan.
Meskipun masih pagi. Warga sekitar Tanjung Pantun sudah ramai antre, menikmati makanan bersantan, kuning dan lezat ini.
BACA JUGA:Â Asih, Pemilik Bakso Topokki Meleleh
”Kita menjual ketupat dengan gulai dari pakis dan nangka,” sebut Pemilik Salero Sutan, Sayidina Ali di Blok B Nomor 16, Kompleks Tanjung Pantun, Jodoh, Batam, Minggu (5/2/2023).
Lelaki asal Padang Pariaman tersebut menambahkan, untuk memproduksi ketupat dan segala kelengkapannya, dia mempekerjakan lima karyawan. Setiap hari, sebelum 06.30 WIB, kuah ketupat, ketupat, sayur pakis (paku, red) dan nangka sudah selesai dibuat di rumahnya, dekat Panti Asuhan, Melchem Kaveling, Tanjungsengkuang.
Nuansa makan ala Minang sangat terasa dan terlihat kental di lapak tersebut. Dibantu Rismawati istrinya, Ali juga menyediakan makanan kecil seperti karipik kacang, karupuak (kerupuk, red) balado, bakwan. Makanan ini harganya hanya Rp 1.000 per buah.
Juga ada sala lauak, makanan gorengan khas Pariaman, Sumbar yang berbahan dasar tepung beras berwarna kuning kecoklatan. Makanan ini mempunyai campuran bahan yang berasal dari kunyit. Makanan ini berbentuk bola pingpong. Nama lain sala lauak adalah sala bulek (gorengan bulat). Semua makanan kecil di atas tadi, dibuat Ali dan istrinya. Sedangkan sala lauak dibuat kelaurganya yang dititip di Salero Sutan.
Diakui Ali, dia datang saat bujangan ke Batam tahun 1999. Satu tahun kemudian, tahun 2000, dia membuka Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini di Jodoh. Dari usahanya ini, dia bisa menikahi Rismawati, gadis idamannya asal Pariaman di Pariaman tahun 2008.
Berawal dari hanya beberapa meja dan kursi papan, usahanya kini berkembang lebih besar. Dia menyediakan sekitar enam meja kayu dan belasan kursi kayu di Salero Sutan. Guna menunjang transportasi dan penyediaan sala lauk, karipik kacang, karupuak (kerupuk, red) balado, bakwan, ketupat, kuah ketupat, dan lainnya, Ali membeli satu unit mobil. Mobil inilah yang digunakan mengakut semua bahan-bahan makanan yang dijualnya. Kalau mau makan lontong, datang pagi agar tidak kehabisan. (*)
Reporter: Suprizal Tanjung
Â