batampos – Penggantian meteran air oleh PT Air Hilir Batam (ABH) masih berjalan di lapangan. Total ada 95 ribu meteran air yang sudah tidak normal dan sudah termakan usia atau lebih dari lima tahun yang akan diganti.
Penggantian ditengah mengalirnya keluhannya masyarakat akan aliran air yang tidak lancar ini, juga disebut sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Akurasi catatan penggunaan volume air perlu dijaga dengan peremajaan meteran ini.
“Meteran air juga memiliki usia rentang pakai maksimal, semakin tua usia meteran sebabkan penurunan akurasi pengukuran karena kerusakan alami. Meteran yang berusia tua tidak dapat mencerminkan pemakaian air yang sebenarnya karena meter dapat berputar lebih cepat atau lebih lambat dari yang seharusnya yang akan merugikan bagi pelanggan, ” ujar Humas ABH Ginda Alamsyah.
Dari target yang ada, yang sudah diganti sudah diatas 72 persen. Target penggantian hingga akhir tahun. Dijelaskan Ginda, penggantian meteran air ini sesuai dengan Perka BP Batam nomor 2 tahun 2022 Bab IX Pasal 43 tentang Hal dan Kewajiban Penyelenggara SPAM dan sesuai komitmen untuk melayani pelanggan dengan baik.
“Total ada sekitar 95 ribu meteran yang memang harus diganti (se kota Batam). Kita sudah sampaikan surat edaran dan pemberitahuan kepada masyarakat melalui perangkat RT/RW untuk memberikan akses kepada petugas melakukan penggantian ini, ” kata Ginda.
Sebanyak 95 ribu meteran yang akan diganti ini terdiri dari 80 ribu penggantian terencana karena usia pemakaian sudah diatas lima tahun dan 15 ribu untuk meteran yang bermasalah atau tidak normal.
“Untuk penggantian meteran ini tidak dikenakan biaya apapun. Ini murni untuk meningkatkan pelayanan kami kepada pelanggan, ” ujar Ginda.
Selain penggantian meteran air, ABH juga sedang gencar dengan proyek peningkatan produksi air dan jaringan pipa. Target akhir tahun semuanya sudah rampung dan aliran air ke masyarakat sudah lancar semuanya.
Sementara keluhan akan ketersendatan aliran air masih berdatangan dari masyarakat di kelurahan Tanjunguncang, Batuaji. Air masih sulit di sana sehingga warga harus berkutat keras untuk mendapatkan pasokan air bersih yang ideal.
Masyarakat RW 23 Tanjunguncang misalkan beberapa pekan terakhir ini kembali menjerit karena aliran air ngadat. Air hanya mengalir sekali dalam seminggu. Suplai air dengan mobil tanki belum maksimal sehingga mereka mendesak ABH untuk segera merampungkan semua proyek peningkatan suplai air yang ada, agar pemukiman mereka juga lancar dengan aliran air seperti di pemukiman lain.
“Masih susah air. Kami berharap segala upaya ABH dengan kelancaran suplai air ini segera dirampungkan biar kami bisa seperti masyarakat di pemukiman lain. Air tak susah lagi, ” ujar Amran, warga perumahan Central Park, Tanjunguncang. (*)
Reporter: Eusebius Sara