Selasa, 17 September 2024
spot_img

Selesaikan Persoalan PPDB, Disdik Minta Orangtua Siswa Tidak Paksakan Anak di Satu Sekolah

Berita Terkait

spot_img
IMG 20240827 134633 1
Puluhan orangtua yang ada di kecamatan Seibeduk unjuk rasa ke SMAN 16 yang ada di kelurahan Mangsang. Para orangtua ini menuntut pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri untuk mengakomodir anak mereka masuk ke SMAN 16. Foto: Eusebius Sara/ Batam Pos

batampos – Dinas Pendidikan Provinsi Kepri masih berkutat menyelesaikan polemik daya tampung siswa SMA yang ada di kota Batam. Disdik sudah mengatur teknis dengan baik termasuk menyiagakan sekolah penyangga di wilayah yang memang jumlah calon peserta didik terlampau banyak.

Namun ini tidak berjalan mulus, karena tidak sedikit orangtua dan calon peserta didik yang tidak lolos dalam PPDB sebelumnya tetap ngotot di sekolah pilihan awal. Imbasnya sekolah penyangga yang disediakan tidak dimanfaatkan dengan baik.



Dalam arti hanya peminat awal saja yang masuk ke sekolah penyangga tadi. Pemerataan dari sekolah lain di sekitar yang membludak dengan peserta PPDB tidak berjalan efektif, karena sikap ngotot dari orangtua dan calon peserta didik tadi untuk tetap bertahan di sekolah pilihan awal tadi.

Baca Juga: Janji Lengkapi Fasilitas SMA 28 Batam, Gubkepri Minta Orang Tua Siswa Tak Paksa Anak Masuk  SMA 16 Batam

“Dalam juknis sebelumnya itu sudah diatur dengan baik. Jumlah calon peserta didik (siswa tamatan SMP) masing-masing kecamatan sudah kita petakan. Kalau yang tidak imbang dengan jumlah sekolah negeri (SMK/SMA), sudah ada sekolah penyangga dibuat.

Sekolah penyangga ini untuk mengakomodir membludaknya calon peserta didik dari sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Ini sebenarnya sudah clear semua kalau orangtua dan calon peserta didik yang tidak lolos PPDB mau dialihkan ke sekolah penyangga tadi, ” ujar Kepala Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Cabang Batam Kasdianto, Jumat (30/8).

Persoalan inilah yang terjadi di SMAN 16 Batam yang berlokasi di kelurahan Mangsang, Kecamatan Seibeduk dalam sepekan ini. Sekolah ini masih didatangi orangtua dan calon peserta didik yang tidak lolos dalam PPDB sebelumnya. Padahal sekolah ini sudah penuh dan tak ada tempat atau ruangan lagi untuk menampung siswa tambahan.

Disdik mengarahkan calon peserta didik yang masih ingin masuk ke sekolah negeri ini ke SMAN 28 yang ada di kelurahan Duriangkang. SMAN 28 yang memang dijadikan sekolah penyangga di wilayah Kecamatan Seibeduk ini masih ada kuota. Masih ada dua lokal lagi untuk menampung siswa baru, namun ini tidak bejalan efektif karena sikap ngotot di sekolah tertentu tadi.

“Kalau kekurangan siswa sih tidak, tapi masih bisa ditambah lagi kuotanya di sekolah penyangga ini. Untuk Seibeduk ada SMAN 28 dan untuk Batamkota ada SMAN 26. Ini sudah ada solusi sebenarnya sehingga besar harapan kami agar orang tua dan calon peserta didik yang memang masih ingin masuk ke sekolah negeri silahkan ke sekolah penyangga di wilayah nya masing-masing, ” kata Kasdianto.

Meskipun demikian Kasdianto tetap meminta agar secepatnya mendaftarkan ke sekolah penyangga yang ada jika memang masih ingin masuk ke sekolah negeri, sebab awal bulan September sekolah sudah harus memasukan data dapodik sekolah.

“Jangan sampai sekolah sudah masukan data dapodik. Itu sudah tak bisa lagi. Yang ngantri di SMAN 16 segeralah daftar ke SMAN 28 sebelum sekolah mengirim dapodik nya, ” seru Kasdianto.

Sebelumnya sejumlah orangtua calon siswa yang melakukan aksi di SMAN 16 menuntut sekolah kembali menerima anak mereka sebut bahwa keinginan masuk ke SMAN 16 karena lebih dekat dengan rumah. SMAN 28 yang ada di kelurahan lain tentu agak jauh jaraknya.

“Biar dekat dengan rumah, ” ujar Yana, orangtua calon siswa. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img
spot_img

Update