Sabtu, 23 November 2024

Sepanjang 2024, Dinkes Batam Catat 2.801 Kasus ISPA

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi.

batampos – Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau lebih dikenal ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun saluran pernapasan bawah. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami siapa saja, terutama anak-anak dan mereka yang sudah lanjut usia.

Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, ISPA menimbulkan peradangan di saluran pernapasan, mulai dari hidung sampai dengan paru-paru. Pada sebagian besar, kasus ISPA dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.


“Sebagian besar penderita ISPA di Batam itu rawat jalan” ujarnya, Jumat (23/8).

ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan. Saluran pernapasan yang dapat terserang infeksi bisa saluran pernapasan atas atau bawah. Meski demikian, penyakit ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus dan paling sering terjadi pada saluran pernapasan bagian atas.

Disebutkan Didi, dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, angka tersebut masih tergolong landai dan belum ada peningkatan yang signifikan. Namun begitu pihaknya tetap mengimbau warga untuk tetap waspada penularan ISPA.

“Debu jalan dan asap juga bisa memicu ISPA. Untuk itu pakai masker saat di luar rumah sangat dianjurkan,” katanya.

Didi menyebutkan selain ISPA, jika komplikasinya pada anak biasanya radang paru-paru. Dan ini infeksinya sudah bukan di saluran pernapasan atas lagi. Biasanya jika sudah masuk di radang paru-paru atau pneumonia memerlukan perawatan medis serta bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

“Ketika terjadi komplikasi itu biasanya masuk radang paru-paru (Pneumonia). Dan ini sudah memerlukan pengobatan yang serius karena dapat menyebabkan kematian, ” sebut Didi.

Kadisnkes menambahkan, berdasarkan Dinkes Batam di tahun 2024 ini, sebanyak 2.801 warga menderita ISPA. Bahkan ISPA menempati posisi keempat terbanyak penyakit yang diderita warga setelah hipertensi dan nasofaringitis akut dan dispepsia.

“Data ini sepanjang Januari – Juli, itu ISPA berada di posisi empat tertinggi penyakit yang diderita warga Batam, ” pungkasnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Baca Juga

Update