Rabu, 9 Oktober 2024

Sepi Pengunjung, Pedagang Seken Aviari Bertahan dengan Jualan Online

Berita Terkait

spot_img
Pasar Seken Aviari Dalil Harahap333
Pasar seken Aviari. Foto. Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Pasar seken Aviari yang pernah menjadi ikon nya kota Batam sudah cukup lama meredup. Pasar yang berada di wilayah kecamatan Batuaji ini sulit berkembang karena tergilas online shop (olshop).

Semenjak pandemi Covid-19 mewabah, pasar pakaian bekas ini hidup segan mati tak mau. Tak ada perkembangan yang berarti. Pedagang bahkan sudah banyak yang hengkang karena sepi pengunjung. Gempuran pasar kaget yang terus bermunculan di sekitarnya memperburuk keadaan. Pedagang banyak yang dibuat tak berkutik.

Saat kembali disambangi Batam Pos, Rabu (9/10), suasana pasar tampak lengang. Situasinya benar-benar sepi. Hanya satu, dua pedagang dalam satu blok yang terlihat masih membuka lapak dagangan mereka. Pengunjung sama sekali tak ada.

Pedagang di sana sebut situasi yang kurang bersahabat ini terjadi sejak awal pandemi Covid-19 mewabah. Dari yang sepi pengunjung berubah jadi tak ada pengunjung sama sekali. Sulit bertahan, itulah yang dikeluhkan pedagang. Sebagian pedagang bahkan sudah menyerah memilih usaha atau strategis berdagang yang lain karena kebiasaan bertahan menunggu pengunjung datang ke lokasi pasar sudah tak bisa diharapkan lagi.

“Ada yang memilih bisnis atau kerjaan lain, ada juga yang beralih ke jualan online. Makanya banyak yang tutup lapak sekarang. Kondisinya tak lagi seperti dulu. Sulit sekali sekarang. Banyak faktor penyebabnya terutama saat pandemi Covid-19 itu yang paling besar dampaknya,” kata Andi, pedagang pakaian bekas.

Semenjak pandemi Covid-19 mewabah, down-nya aktivitas pasar seken terbesar di kota Batam ini bukan saja karena sepinya pengunjung akibat berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah, tapi juga tertutupnya akses keluar masuk ke Singapura ataupun Malaysia. Pedagang kesulitan mendapatkan barang dagangan karena memang tak bisa berpergian ke luar negeri.

“Padahal tahulah pasokan terbesar pasar seken ini dari Singapura. Ini juga yang membuat pedagang barang seken hancur,” kata Andi.

Faktor lain yang menyebabkan pasar seken ditinggalkan peminat adalah menjamurnya pasar seken dadakan di pinggir jalan ataupun pasar kaget. Pedagang pasar seken yang menetap di lokasi pasar seken tersebut kalah bersaing dengan pedagang pasar seken dadakan yang mana menerapkan sistem jemput jemput bola. Pasar seken yang sudah populer dikalangan warga Batam ataupun warga luar ini akhirnya tinggal nama dan kemungkinan tak akan bertahan lama lagi.

“Sudah tak ada harapan lagi sekarang karena di luar sana, dimana-mana ada pasar sekennya. Tinggal tunggu waktu saja pasar ini. Kami yang bertahan ini juga karena jualan online tadi. Kalau harap pengunjung seperti dulu tak bisa lagi” ujar Heru, pedagang lainnya. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update