Minggu, 10 November 2024

Singapura Undang Batam Jadi Pemasok Ayam

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Penjual ayam di Pasar Botania. Menteri Luar Negeri Kedua Singapura, Maliki Osman berharap Batam menjadi pemasok ayam ras ke negaranya. F.Iman Wachyudi

batampos – Singapura mengalami krisis stok ayam setelah Malaysia menghentikan pasokan ayam ras ke negara jirannya itu mulai 1 Juni 2022.

Dalam kunjungannya ke Kota Batam beberapa waktu yang lalu, Menteri Luar Negeri Kedua Singapura, Maliki Osman berharap Batam menjadi pemasok ayam ras ke negaranya.

Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan, pihaknya akan mendudukkan kembali peluang ini bersama Dubes ke Singapura. Sekiranya membutuhkan sembako, khususnya ayam, pihaknya akan melihat kembali kontrak ekspor ayam ini.

“Kira-kira berapa lama dia kontraknya. Jangan hanya setahun (kontraknya). Pabrik kita bangun, selesai tiga bulan, hanya jalan 7 bulan, dia berhenti (kontraknya). Bankrupt lah. Makanya kita dudukkan,” kata Rudi.

Ia melanjutkan Singapura membutuhkan ayam karena Malaysia yang menghentikan ekspor daging ke Singapura. Sehingga, Singapura mencari stok ayam ke Batam untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

“Saya bilang oke-oke saja,” lanjut Rudi.

Namun yang perlu diketahui, kata Rudi, tata ruang Kota Batam tidak dizinkan untuk membangun pabrik ayam. Sehingga perlu dicari tempat yang jauh dari Kota Batam.

“Batam masih ada 280 pulau yang bisa kita gunakan,” jelasnya.

Dalam waktu dekat ini, tambah Rudi, Menko Perekonomian akan berkunjung ke Singapura. Pihaknya akan ikut mendampingi Menko Perekonomian ke Singapura sekaligus bertemu dengan Dubes dan Mentri Singapura.

“Oke kami siap (bangun pabrik). Kira-kira bagaimana kontraknya. Karena pengusaha akan takut, tak sampai setahun berhenti pulak (kontraknya). Berhenti bisa bankrupt itu, bangunnya (pabrik) tidak kecil itu,” tuturnya.

Selain itu, standar daging Singapura berbeda dengan Indonesia. Mereka mempunyai standar sendiri. Mereka akan mengecek kembali daging-daging yang akan masuk ke negara mereka.

“Hari ini kalau kita ternak ayam di rumah, langsung dipotong dan langsung dimakan. Tapi kalau di Singapura tidak mau dia, dagingnya dicek lagi. Sesuai tidak dengan standarnya,” imbuhnya. (*)

 

 

Reporter : Eggi Idriansyah

spot_img

Update