batampos – Pasca kerusuhan yang terjadi pada Selasa (17/12) malam hingga Rabu (18/12) dini hari, situasi di Rempang mulai berangsur kondusif. Delapan warga yang sebelumnya menjadi korban kekerasan dilaporkan telah menerima perawatan medis. Dari delapan korban tersebut, tujuh di antaranya telah diperbolehkan pulang setelah menjalani rawat jalan.
Sementara itu, satu korban lainnya yang mengalami luka robek di kepala masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi korban tersebut dilaporkan mulai membaik, meski masih harus menjalani observasi lanjutan.
Merespons situasi yang memanas, masyarakat Kampung Tua di Rempang menggelar pertemuan akbar di lapangan Sembulang pada siang ini. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat, serta perwakilan dari berbagai paguyuban Melayu.
Baca Juga:Â Bentrokan Warga dan Karyawan PT MEG di Rempang, 8 Orang Luka, 1 Koma
Kehadiran mereka diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih tenang serta memperkuat solidaritas warga dalam menghadapi konflik yang terjadi terkait proyek strategis nasional Rempang Eco City.
Hadirnya beberapa aparat kepolisian di lokasi pertemuan menarik perhatian masyarakat. Sebelumnya, dikabarkan bahwa Kapolresta Barelang juga akan hadir dalam pertemuan ini. Namun, hingga siang hari, sosok Kapolresta belum tampak di lapangan.
Kehadiran pihak kepolisian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi antara masyarakat dan pihak berwenang, serta memastikan jalannya pertemuan berlangsung aman dan tertib.
Pertemuan ini dianggap krusial bagi masyarakat Kampung Tua Rempang. Warga berharap diskusi tersebut dapat menghasilkan solusi yang tepat dan adil bagi semua pihak.
Masyarakat ingin agar hak-hak mereka dihormati serta tidak ada lagi intimidasi atau gangguan dari pihak manapun selama proses penyelesaian konflik proyek Rempang Eco City.
“Kami ingin kejelasan dan perlindungan, bukan kekerasan,” ujar Aldi, salah satu warga.
Suara masyarakat Rempang semakin bulat dalam menolak segala bentuk kekerasan. Mereka berharap pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengambil langkah bijak dalam menyelesaikan konflik ini.
Dukungan dari tokoh adat dan paguyuban Melayu diharapkan dapat memperkuat posisi masyarakat Kampung Tua dalam memperjuangkan hak-haknya.
Sejumlah warga, termasuk Nasrul, mengungkapkan harapannya agar pertemuan akbar ini tidak hanya menghasilkan keputusan yang berpihak pada warga, tetapi juga menjamin ketenangan dan keamanan masyarakat ke depannya. (*)
Reporter: Eusebius Sara