batampos – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong kolaborasi dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam industri hulu migas.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 yang diadakan di Batam pada 3 dan 4 Juli 2024 di Radisson Convention Center.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan bahwa pengadaan barang dan jasa di sektor hulu migas mencapai nilai fantastis, yaitu sekitar USD5 miliar atau Rp75 triliun per tahun.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Siap Dukung Program SKK Migas
Dari jumlah tersebut, 58 hingga 60 persen merupakan peluang bagi pelaku usaha nasional untuk terlibat melalui Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Nilai TKDN yang besar ini, sekitar Rp45 triliun per tahun, menjadi peluang besar bagi industri nasional. Namun, salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah terkait kualitas dan ketepatan waktu,” ujar Dwi, saat dijumpai di Radisson.
Lebih lanjut, Dwi menekankan bahwa forum IOG SCM & NCB Summit 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antara para pemangku kepentingan dalam industri hulu migas, termasuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan vendor.
“Melalui forum ini, kami harapkan terjadi peningkatan pemahaman antara KKKS dan vendor. KKKS membutuhkan vendor, dan vendor perlu memahami kebutuhan KKKS. Dengan demikian, vendor dapat memenuhi kebutuhan KKKS dengan lebih baik,” jelas Dwi.
Dwi juga optimis bahwa potensi industri hulu migas di Indonesia masih sangat besar. “Hingga tahun 2024, kami perkirakan investasi di sektor ini akan mencapai USD17 miliar atau sekitar Rp255 triliun,” ungkapnya.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko menyebutkan, bahwa kegiatan pengeboran terus meningkat dan diharapkan bisa dipenuhi oleh kemampuan nasional. Forum ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman antara KKKS dan vendor, sehingga kebutuhan proyek dapat dipenuhi dengan lebih baik.
“Apalagi di Kepri dan Kota Batam memiliki banyak perusahaan-perusahan yang berpotensi menjadi produsen dan konsumen dari kegiatan hulu migas di Kepri,” katanya.
Dengan semakin banyaknya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan dalam rantai pasok hulu migas, diharapkan kemampuan TKDN terus meningkat dan proyek-proyek migas dapat berjalan lebih efisien, tepat waktu, dan berkualitas tinggi.
“KKKS dengan vendor bisa saling memahami posisi masing-masing. Sehingga KKKS bisa membutuhkan vendor, dan vendor mengetahui kebutuhan KKKS, maka diharapkan memenuhi kebutuhan KKKS sesuai yang dibutuhkan,” jelas Rudi. (*)
Reporter: Aziz Maulana