batampos – Wacana perusahaan raksasa Amerika Serikat, Apple Inc untuk berinvestasi di Batam terus mencuat. Beberapa pihak diketahui tengah mempertimbangkan semua hal yang menyangkut hal tersebut.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, menyebut bahwa proses pembahasan mengenai investasi tersebut masih berlangsung di tingkat pusat. Salah satu produk yang menjadi fokus awal adalah perangkat pelacak AirTag yang tengah dalam tahap penetrasi pasar di Indonesia.
Ia memastikan, sejauh ini tidak ada kendala berarti terkait rencana investasi tersebut. Pernyataan ini memberikan sinyal positif bahwa Apple serius dalam menjajaki peluang investasi di Batam, yang selama ini dikenal sebagai kawasan industri strategis di Indonesia.
“Semua tidak ada masalah. Sekarang masih dalam proses,” ujarnya, Jumat (24/1) di Batam.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) RI, Faisol Riza, mengonfirmasi Apple telah melakukan kunjungan ke Batam untuk meninjau potensi pendirian fasilitas produksi. Ini merupakan langkah awal dalam proses negosiasi yang lebih mendalam antara pihak perusahaan dan pemerintah Indonesia.
“Setahu saya, mereka (Apple) sudah datang ke Batam dan melihat kemungkinan untuk membantu pabrik AirTag. Kita tunggu saja kelanjutannya,” ujar Faisol saat ditemui di Batam pada Kamis (18/1) lalu.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa keputusan akhir masih menunggu berbagai pertimbangan dari pihak Apple, terutama terkait regulasi dan aspek teknis lainnya.
Salah satu aspek penting yang masih menjadi pembahasan adalah pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diwajibkan bagi produk-produk teknologi yang beredar di Indonesia. Proses pembahasan TKDN ini tidak hanya berdampak pada produk AirTag, tetapi juga akan memengaruhi kelanjutan distribusi iPhone 16 di pasar Indonesia.
Menurut dia, Apple masih dalam tahap awal pembicaraan terkait TKDN dan berupaya untuk memahami regulasi yang berlaku di Indonesia.
“Mereka (Apple) menyampaikan ke kami, belum tahu pastinya seperti apa. Namun, mulai tahun 2025 atau 2026 diperkirakan sudah bisa mulai produksi,” katanya. (*)
Reporter: Arjuna