batampos – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengunjungi Batam selama 2 hari ini. Kunjungan ini sesuai perintah Menkopolhukam, Mahfud MD untuk melakakukan supervisi penanganan masalah Pulau Rempang.
Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Jozua Mamoto mengatakan dalam kunjungan tersebut, pihaknya langsung mendatangi Pulau Rempang dan bertemu dengan tokoh masyarakat.
“Kami mendengar langsung dari tokoh masyarakat. Kami perlu mengumpulkan data dan informasi, suara dari masyarakat. Ada beberapa saran masyarakat dan masukan, yang pada intinya masyarakat mendukung program pemerintah ini,” ujar Benny yang ditemui usai mengunjungi Mapolresta Barelang, Kamis (14/9) sore.
Baca Juga:Â CFD Digelar Sabtu di Nagoya, Berhadiah Sepeda Motor dan Kulkas
Benny menjelaskan dalam kunjungannya tersebut, banyak tokoh masyarakat yang mempertanyakan nasibnya setelah relokasi. Seperti tempat tinggal, serta yang diperoleh mereka dalam pembangunan mega proyek ini.
“Mereka meminta rumah disiapkan dulu baru direlokasi. Menurut kami ini hanya perlu sosialisasi yang lebih masif, lebih intensif. Sehingga informasi bisa sampai ke masyarakat langsung, masyarakat bisa bertanya langsung hingga masalahnya jelas,” katanya.
Menurut Benny, dengan tidak lancarnya sosialisasi tersebut, maka masyarakat Pulau Remoang terpengaruh oleh isu negatif dari media sosial yang sumbernya tidak dipertanggungjawabkan.
“Ini hanya perlu disampaikan langsung kepada yang bersangkutan (masyarakat). Maka ini perlu dilakukan secara intensif,” ungkapnya.
Selain menemui tokoh masyarakat Pulau Rempang, Kompolnas juga turut mendatangi sekolah, serta orangtua anak yang terkena dampak gas air mata dan diisukan meninggal dunia.
Baca Juga: Remaja Putus Sekolah Dipacari dan ‘Digarap’ Hampir Setahun, Kejadiannya di Bengkong
Dari investigasi, Kompolnas memastikan Tim Gabungan sudah menjalani tugas sesuai SOP. Dimana penembakan gas air mata dituju ke kerumunan yang menghadang petugas.
“Dari internal turun ke lapangan dan mencari tau tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Massa itu berada di bawah (dekat sekolah) dan bergerak ke jalan (depan sekolah) tembakan tetap ke kerumunan dan ada kekuatan angin. Kami kesana juga merasakan ada kekuatan angin dan asap itu masuk ke kelas alam,” kata Benny.
Namun, Benny mengaku kejadian penembakan gas air mata oleh petugas ini akan dilaporkan ke pimpinan dan akan menjadi evaluasi di kubu Polri.
“Ada masukan ke internal, dan akan disampaikan ke Polri, seperti penggunaan gas air mata, kemudian menyangkut langkah-langkah yang perlu diambil ke depan supaya tahapannya berjalan sesuai dengan agenda yang sudah ditentukan, target bisa dicapai. Ini perlu dibahas bersama,” terangnya.
Baca Juga:Â Marak Pembuangan Limbah di Permukiman Warga, DPRD Batam Soroti Kinerja DLH
Dalam kunjungan ini, Kompolnas juga menyoroti kerusuhan unjuk rasa di depan Gedung BP Batam beberapa waktu lalu. Ia mempertanyakan massa yang melakukan kerusuhan, sebab dari awal unjuk rasa berlangsung damai.
“Melihat kronologisnya dari awal, massa ditemui oleh Walikota (Kepala BP Batam, red), setelah ditinggalkan baru ada massa lain. Ini yang menjadi pertanyaan kenapa massa ini brutal. Jadi memang dalam konteks ini perlu kewaspadaan dan harus diantisipasi,” tutupnya.(*)
Reporter: YOFI YUHENDRI