batampos – Keluhan akan gangguannya suplai air bersih terus berdatangan dari masyarakat di Batuaji dan Sagulung. Setelah Masyarakat Tanjunguncang, keluhan tersendatnya pasokan air bersih juga datang dari masyarakat RW 11 kelurahan Seilekop Sagulung.
Ratusan Kepala Keluarga di sana juga tariak karena ketersendatan aliran air tersebut terjadi sudah bertahun-tahun lamanya. Mereka protes keras dan berharap pengelola air bersih di Batam segera mengatasi persoalan ini.
“Bertahun-tahun ini terjadi. Air tidak mengalir lancar dan selalu andalkan air dari mobil tanki yang kami beli sendiri selama ini,” ujar Famil, warga RT 01 saat mengikuti pertemuan bersama jajaran PT Air Hilir Batam (ABH) dan Lurah Seilekop, Rabu (24/7) malam di Seilekop.
Baca Juga: Dua Hari Air Tak Ngalir, Warga Tanjunguncang Kewalahan
Tia warga lainnya mengaku permasalahan air ini sudah berulang kali warga sampaikan kepada pemerintah namun sampai saat ini belum ada solusi yang tepat. Air masih saja ngadat. “Air ini kebutuhan pokok, tolong ini diperhatikan pak,” katanya.
Menyikapi itu, Direktur Utama (Dirut) PT Air Batam Hulu dan PT Air Batam Hilir (ABH), Mujiaman Sukirno yang hadir dalam pertemuan ini menjanjikan akan segera berkoordinasi untuk pendistribusian truk tangki air.
“Untuk jangka pendek distribusi air tetap menggunakan truk tanki air,” ujarnya.
Menurut dia, suplai air terkendala selama ini karena jaringan pipa sudah lama dan kecil serta tidak pernah peremajaan.
“Kalau mengganti pipa yang tadi, cukup lama dan masyarakat pasti tak sabar. Jangka panjang ini lah yang lagi kita kerjakan untuk peningkatan produksi air jadi 730 IPS. Kami minta waktu satu bulan untuk pekerjaan menambah pipa pembagi agar distribusi air lancar,” ujarnya dalam pertemuan tersebut.
Suplai air bersih yang kerap bermasalah di wilayah Batuaji, Sagulung dan Marina, Kelurahan Tanjungriau, Sekupang belakangan ini perlahan diatasi oleh pengelola suplai air bersih di kota Batam.
Humas ABH Ginda Alamsyah, juga menjelaskan hal yang sama. Untuk mengatasi persoalan ketersendatan aliran air secara menyeluruh, ABH kini tengah membangun instalasi pengolahan air (IPA) untuk peningkatan produksi air di Dam Duriangkang dan Tembesi dengan total kekuatan 730 liter operasi detik (IPS).
“Inilah solusi yang sedang kita upayakan, atas persoalan sebelumnya termasuk yang terjadi selama ini di Tanjunguncang, Marina dan sebagian wilayah di Sagulung. Untuk Duriangkang kita tingkatkan jadi 500 IPS dan Tembesi 230 IPS. Total jadi 730 IPS, ” ujarnya.
Proses pengerjaan ini memang memakan waktu dan disebutkan Ginda, tetap akan ada gangguan suplai air namun tidak mati total di semua wilayah yang berdampak.
“Karena dengan suplai yang ada saat ini, Kita juga tetap upayakan untuk menutupi wilayah yang memang sering macet air selama ini, biar sama-sama lancar,” ujarnya.
Peningkatan produksi air ini disebutkan Ginda, bukan saja karena keluhan dan persoalan sendat nya suplai air yang terjadi selama ini, tapi juga upaya untuk mengimbangi populasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang saat ini.
“Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat cukup pesat jadi memang harus ada peningkatan juga biar seimbang suplai air ke semua wilayah, ” ujarnya.
Terkait keluhan masyarakat Seilekop tadi, Lurah Seilekop Bisa Agusta meminta ABH agar memaksimalkan layanan air dengan mobil tanki selama proyek peningkatan produksi yang dijelaskan tadi belum rampung.
“Biar kebutuhan air kepada masyarakat tetap dipenuhi,” ujarnya. (*)
Reporter: Eusebius Sara