Sabtu, 1 Februari 2025

Surat Suara Simulasi Pilpres Cuma 2 Gambar Paslon, Ini Penjelasan KPU Batam

Berita Terkait

spot_img
Kantor KPU Batam.

batampos – KPU Kota Batam buka suara soal desain surat suara untuk simulasi pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di TPS 29 Kabil Kecamatan Nongsa yang hanya terdapat dua kolom.

Komisioner KPU Batam Bosar Hasibuan mengatakan bahwa desain surat suara untuk simulasi tersebut formatnya langsung diturunkan oleh KPU RI. Di sini KPU Kota Batam hanya mengunduh desainnya dari link yang telah disediakan KPU RI.


“Terkait simulasi di Kabil, Nongsa memang kita mendapatkan spesimen dari KPU RI. Jadi kita tinggal cetak saja. Pimpinan di KPU RI juga sudah menyampaikan bahwa ada kekhilafan, bukan unsur kesengajaan dan KPU RI menginstruksikan untuk menghentikan simulasi di daerah,” ujarnya, Kamis (4/1).

Baca Juga: Pegawai Imigrasi Batam Disidang Karena Setrika Anak Sambung

Dikatakan Bosar, KPU Batam sudah melakukan simulasi pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan pemilihan anggota legislatif di beberapa TPS. Namun begitu ada juga beberapa daerah yang baru akan melaksanakan simulasi dan dengan adanya intruksi ini langsung dihentikan sementara.

“Sudah kita stop sampai kemudian surat suaranya disesuaikan dengan paslon yang ada,” ungkap Bosar.

Ia menambahkan, simulasi ini ditujukan untuk sebagai evaluasi KPU menghitung berapa jam durasi rekapitulasi perhitungan di TPS. Tidak semua TPS yang melakukan simulasi pelaksanaan pemilihan. Lewat simulasi inilah nantinya diketahui berapa lama durasi perhitungan di TPS, baik pemilihan presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD kota Batam ataupun DPRD Provinsi Kepri.

“Sebenarnya dengan sosialisasi ini kita hanya ingin mengetahui terkait kondisi di lapangan seperti apa makanya kita lakukan simulasi. Yang pasti tidak ada motif lainnya kecuali memang kekhilafan yang terjadi,” pungkas Bosar.

Baca Juga: Bawaslu Batam Telusuri Pelanggaran Netralitas ASN Terkait Izin Baliho Capres

Anggota DPRD Kota Batam dari Partai Demokrat Indonesia Perjuangan (PDIP) Udin P Sihaloho menilai, KPU sebagai penyelenggara pemilu harus lebih profesional dalam bekerja.

“Tentu mereka juga bisa melihat untuk kandidat presiden yang akan bertarung itu kan tiga orang kalaupun misalnya mereka simulasi seharusnya dibuat empat paslon bukan dua paslon. Sebab kalau dua, menurut saya itu penyesatan,” ujar Udin.

Namun begitu ia tidak ingin berprasangka buruk dan melihat kejadian ini tidak ada unsur kesengajaan dari pihak KPU.”Saya yakin KPU bisa lebih profesional dan teliti lagi dalam melakukan sosialisasi untuk simulasi dalam pencoblosan surat suara ini khususnya untuk tingkat presiden,” ungkap Udin.

Apalagi tambahnya, pemilu tahun ini menjadi yang pertama dan serentak di dalam memilih presiden dan anggota legislatif. “Kita juga melihat tugas mereka berat tetapi dengan kita mendukung dan tidak langsung berprasangka buruk mudah mudahan semua berjalan dengan baik dan lancar,” ucap Udin. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update