Sabtu, 21 Desember 2024

Tak Lagi Sekedar Komunikasi, TBIG Dorong Kemajuan Informasi Warga Pulau

Berita Terkait

spot_img
Kehadiran Tower Bersama Group (TBIG) sangat dirasakan masyarakat Pulau Pemping, Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Seperti pepatah Melayu kalau waktu siang di atas bukit tanam sukun, kenapa hati tak rasa senang, kalau dulu pakai surat sekarang tinggal telepon.
Masyarakat yang selama ini kesulitan berkomunikasi, kini masyarakat merasakan kemudahan baik suara hingga bertemu muka melalui berbagai fitur penunjang komunikasi.
YULITAVIA, Batam
Kurang lebih 45 menit perjalanan dari Belakangpadang menuju Pulau Pemping. Salah satu pulau terluar yang dihuni kurang lebih 302 Kepala Keluarga (KK). Perjalan ini ditempuh menggunakan kapal pompong berbahan viber, dari jauh sudah terlihat tower tinggi yang menandakan kapal semakin dengan dengan tempat tujuan.
Suasana tenang dan deretan pohon kelapa menyambut di dekat kapal bersandar. Tidak jauh terlihat warga tengah berkumpul di rumah Syamsudin, salah seorang tokoh masyarakat di Pulau Pemping ini.
Tower tersebut merupakan milik Tower Bersama Grup (TBIG). Sudah sejak 10 tahun lalu tower ini menjadi nyawa bagi warga, yang sebelumnya kesulitan berkomunikasi menggunakan telepon seluler. Karena infrastruktur tersebut warga tidak saja mendengar suara, bahkan bisa bertemu rupa melalui telepon pintar.
Hal tersebut dikatakan Syamsudin, pria paruh baya ini mengaku sangat terbantu dengan adanya TBIG. Kenapa tidak, sebelumnya ia bahkan harus menyeberang ke pulau induk atau Pulau Belakangpadang untuk mendapatkan sinyal, agar bisa berkomunikasi dengan sanak saudara.
”Dulu ya memang sulit. Infrastruktur belum sampai sini, karena letak pulau cukup jauh, dan masuk pulau terluar, jadi kami semua kesulitan kalau mau telepon-telepon,” kata pria yang mengenakan peci ini saat dijumpai di rumahnya.
Ia menceritakan, sebelum ada TBIG, warga kesulitan untuk berkomunikasi melalui telepon seluler. Warga bahkan harus terkena roaming, karena yang masuk sinyal dari Singapura.
“Padahal tinggal di Batam, tapi malah kena roaming. Jadi warga kesulitan berkomunikasi,” sebutnya.
Tidak saja itu, untuk bisa berkomunikasi, warga bahkan harus menyebrang ke pulau Belakangpadang, dan menempuh jarak selama 40 menit.
“Itu kalau cuaca bagus. Tapi kan ada juga angin utara, sehingga warga tidak bisa menyebrang, dan terpaksa menunda untuk bisa menghubungi keluarga mereka. Karena di sini banyak yang menikah dengan negara tetangga dan bekerja di Malaysia,” terangnya.
Sejak mewabahnya virus Corona, semua aktivitas masyarakat dibatasi, dan hampir semua kegiatan dilaksanakan online dengan mengandalkan telepon pintar. Mulai dari sekolah, kerja, hingga pendaftaran dan penyaluran bantuan untuk masyarakat di masa pandemi.
Kehadiran Tower Bersama Group (TBIG) sangat dirasakan masyarakat Pulau Pemping, Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto: Dokumentasi
“Semua serba online. Tentu kalau tidak ada TBIG masyarakat akan kesulitan hingga saat ini. Alhamdulillah semua terlalui karena kemudahan berkomunikasi yang disokong berdirinya tower ini,” imbuhnya.
Lurah Pemping, Izat mengatakan selama pandemi pemerintah daerah selalu menghadirkan perkembangan kasus yang mudah diakses melalui telepon genggam.
Menurutnya, kemudahan ini tidak bisa diakses tanpa ditunjang infrastruktur TBIG. Kehadiran TBIG sangat membantu warga, apalagi berbagai kebijakan yang dikeluarkan untuk menekan penyebaran kasus, termasuk pembatasan akses keluar dan masuk antar pulau.
Tidak seperti beberapa tahun lalu, sekarang kemudahan komunikasi bisa dirasakan dia bersama warga lainnya. Sesekali ia menyentuh layar telepon pintar untuk melihat angka kasus Covid-19 yang tengah mewabah saat ini.
Meskipun di Pulau Pemping tidak ada kasus positif, warga tetap diminta waspada dan mematuhi protokol kesehatan atau 3M (Menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
“Sudah mulai menurun, tapi masih ada penambahan meskipun tak banyak,” kata Syamsudin sembari memperlihatkan telepon pintar miliknya.
“Semua serba di rumah. Anak sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, dan itu membutuhkan akses komunikasi. Ia sangat beruntung, selama ini manfaatnya sudah dirasakan, karena Corona jadi semakin bermanfaat, dan menunjang berbagai kegiatan dari rumah,” sebutnya.
Izat menambahkan kehadiran TBIG turut memajukan teknologi informasi dan komunikasi di Pemping. Sebagai salah satu Pulau terluar kemudahan akses komunikasi juga sama pentingnya dengan mereka yang tinggal di perkotaan.
Terutama di saat pandemi Covid-19 berlangsung, kebutuhan komunikasi meningkat tajam, dan banyak perubahan termasuk dari belajar yang biasanya tatap muka menjadi daring. Hal ini guna menekan penyebaran yang semakin meluas.
Selama pandemi banyak hal yang berubah, tidak saja proses belajar, bekerja, penyaluran bantuan untuk masyarakat di pulau terluar tidak boleh terkendala.
Mulai dari pendataan hingga penyaluran semua berbasis online. Pendataan harus dilakukan dalam waktu yang cepat, agar masyarakat yang tinggal di pulau terluar turut merasakan bantuan pemerintah.
“Semua by online. Untung sekali rasanya ada TBIG, karena petugas kelurahan bisa menginput dengan cepat dan mengirim data warga yang terdampak pandemi, dan tentunya bisa mendapatkan bantuan sembako dari pemda. Sebab selama pandemi kegiatan dibatasi, sehingga warga yang notabene nelayan tidak bisa berbuat banyak,” terangnya.
Ia menyebutkan manfaat TBIG tidak hanya dirasakan warga Pemping saja, namun juga menjangkau Pulau Kasu, Pulau Takong, Pulau Mongkol, Tanjungpana, Labon, bahkan Pulau Nipah. Warga bisa merasakan manfaat TBIG selama 10 tahun belakangan ini, terutama saat pandemi Covid-19 ini.
Kemudahan akses komunikasi juga sangat penting untuk saat ini. Awal tahun ini pemerintah mulai melakukan vaksinasi bagi tenaga medis, guru, anggota kepolisian, dan petugas di pelayanan publik.
Semua informasi terkait vaksin bisa diakses warga Pulau Pemping. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengetahui detail soal vaksin, termasuk bagaimana cara mendapatkan vaksin Covid-19.
“Alhamdulillah, meskipun pandemi, tidak menghalangi warga untuk mendapatkan berbagai kebutuhan mereka. Pandemi ini juga membuat kita semua menjadi melek informasi dan teknologi. Jadi warga bisa melalui badai pandemi ini,” ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan Eliza, perempuan yang berprofesi sebagai guru ini mengatakan manfaat yang sangat luar biasa, karena Pemping sudah memiliki TBIG.
Hal ini sangat bermanfaat untuk siswa yang belajar dari rumah selama pandemi. Kelancaran menggunakan media komunikasi membuat proses belajar dan mengajar di pulau berjalan lancar.
“Kami sangat senang. Karena cukup di rumah saja, anak-anak bisa tetap belajar, dan tidak ketinggalan pelajaran. Kemudahan akses ini tidak perlu membuat anak- anak keluar dari rumah atau menuju pulau induk agar bisa mendapatkan akses informasi dan teknologi,” ungkapnya.
Menara dan Kedaulatan Wilayah NKRI
Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pulau Pemping, Serma Heri Kiswanto mengatakan komunikasi merupakan hal yang terpenting selama menjalankan tugas di pulau terluar.
Sebagai orang yang memiliki tanggungjawab dalam mengawasi wilayah tersebut, ia mengaku sangat mengandalkan komunikasi.
“Tentu sangat penting. Kalau ada kejadian di sini, kita bisa langsung laporkan ke atasan. Apalagi ini pulau yang berbatasan langsung dengan Negara Singapura. Kelancaran teknologi dan informasi sangat perlu,” kata dia saat dijumpai tengah berpatroli di permukiman warga.
Secara geografis, Pulau Pemping masuk wilayah Kelurahan Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Pemping merupakan salah satu pulau terdepan atau pulau terluar Indonesia. Pulau ini berbatasan langsung dengan Singapura. Jarak Pulau Pemping dengan Singapura memang sangatlah dekat. Hanya sekitar 29 kilometer.
Lanjutnya, kehadiran TBIG ini bisa menjadi menara NKRI di pulau terluar. Kemudahan mengakses informasi sangat membantu pemerintah dalam mengawasi dan menghadirkan pemerintah hingga pulau terluar.
Bersama Babinkamtimnas Brigadir Polisi Muhammad Royani, Heri bertugas menjadi perpanjangan tangan pemerintah di wilayah terluar.
“TBIG sangat membantu kami dalam bertugas. Infrastruktur komunikasi dan informasi turut memajukan masyarakat dan kedaulatan di wilayah terluar,” harapnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Batam, Azril Apriansyah, mengatakan, saat ini hampir semua wilayah di Batam sudah terjangkau dan bisa merasakan manfaat komunikasi.
Pembangunan infrastruktur menara telekomunikasi dalam menjangkau masyarakat di pulau terluar juga terus dipermudah.
Kehadiran TBIG merupakan salah satu yang paling berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat di pulau terluar, termasuk Pemping.
Menurutnya tidak saja untuk kemajuan informasi dan teknologi, kemudahan tersebut juga sangat berguna bagi pemerintah daerah untuk memajukan pelbagai potensi yang ada di pulau terluar seperti sektor pariwisata.
Saat ini lebih dari 700 menara telekomunikasi sudah berdiri di Batam, termasuk yang ada di pulau terluar. Menurutnya kehadiran menara tersebut turut mempermudah akses promosi potensi pariwisata, dan potensi lainnya.
Masa pandemi, lanjutnya membuat gaya hidup masyarakat turut berubah. Mereka yang biasa menggunakan sistem konvensional beralih ke online.
“Kalau tidak ada infrastruktur telekomunikasi tentu semua ini tidak bisa berjalan. Peran serta TBIG juga sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat di wilayah terluar, untuk menjangkau dan mengakses informasi,” imbuhnya.(***)
spot_img

Update