batampos – Tarif listrik PT PLN (Persero) khusus wilayah Batam, Kepulauan Riau, mengalami kenaikan untuk periode kuartal ketiga atau Juli sampai September 2024. Kenaikan bea itu dipicu perubahan parameter makro ekonomi yaitu kurs, inflasi, dan harga energi primer.
Penyesuaian tarif yang berlaku saat ini diterapkan kepada sebagian golongan pelanggan, meliputi rumah tangga mampu, bisnis dan industri menengah, hingga sektor pemerintahan di Batam. PT PLN Batam diketahui juga belum pernah menaikkan tarif listrik sejak 2017.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu mengungkapkan, parameter ekonomi makro yang digunakan untuk tarif adjustment triwulan III berlaku Juli, Agustus, September 2024 telah berubah signifikan dari asumsi ekonomi tahun 2017. “Perubahan tersebut di antaranya kurs sebesar Rp 15.656,22/US$ dari Rp 13.300/US$, harga gas sebesar 6,39 US$/MMBTU dari 5,8 US$/MMBTU, dan harga batubara sebesar 65,90 US$/ton dari 58 US$/ton,” katanya dalam keterangan tertulis.
Penerapan tarif adjustment triwulan III 2024 PT PLN Batam antara 6,00 sampai 9,83 persen hanya menyasar 11 dari 23 golongan pelanggan. Dalam hal ini, pemerintah sangat berhati-hati dalam menerapkan tarif adjustment dengan tetap menjaga daya saing industri di Batam, sehingga sebagian golongan tarif Batam masih di bawah Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik.
PLN Batam dituntut untuk lebih mandiri karena tidak menerima subsidi dan kompensasi dari pemerintah sebagaimana yang diterapkan pada PT PLN (Persero). Selain itu, tarif tenaga listrik golongan pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA dan pelanggan sosial hingga daya 2.200 VA diberlakukan sama dengan tarif nasional yang mendapat subsidi dari pemerintah.
Maka, selisih BPP tenaga listrik dengan tarif yang seharusnya dibayar konsumen menjadi tanggungan PT PLN Batam. Dengan implementasi tarif adjustment tersebut, PT PLN Batam memperoleh margin sebesar 3,04 persen yang sebelumnya masih negatif. Hal ini dapat lebih mendorong PT PLN Batam meningkatkan keandalan dan pelayanan kepada masyarakat, serta meningkatkan efisiensi operasional.
Dampak kenaikan tarif listrik ini disampaikan oleh Ketua Apindo Batam, Rafki Rasyid. Ia menyebut, impaknya sedikit banyak akan menambah beban bagi pelaku usaha di Bandar Dunia Madani.
Sepengetahuan dia, PLN Batam sempat berjanji bakal meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan adanya kenaikan tarif listrik itu. Pengusaha memaklumi dan memahami kondisi terkini yang membuat bea listrik naik.
“PLN Batam kita minta memegang janjinya untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggannya terutama pelanggan bisnis. Jangan sampai lagi terjadi pemadaman dengan alasan kekurangan daya atau alasan lainnya,” kata Rafki, Selasa (2/7).
Pemadaman listrik memang menyusahkan para pengusaha serta masyarakat umum. Aktifitas harian atau bisnis menjadi terkendala. Dari situ, ia mengingatkan bahwa pemadaman berdampak pada seluruh lini.
“Pemadaman listrik di Batam, apalagi dalam waktu yang lama, akan sangat merugikan pelaku usaha, terutama pelaku UMKM,” ujar Rafki. (*)
Reporter: Arjuna