batampos – Kawasan wisata terpadu Marina di Sekupang terancam menghilang. Agrowisata yang selama ini cukup menggaet minat wisatawan perlahan mulai digusur untuk kepentingan pembangunan.
Perkebunan jambu dan kolam pemancingan misalnya sudah mulai digusur. Kampung persawahan juga demikian. Perkebunan di dekat row jalan perumahan ini akan dijadikan kawasan pengembangan property.
Padahal perkebunan ini diminati wisatawan selama ini. Tidak saja masyarakat Batam, masyarakat dari negara tetangga juga banyak yang berkunjung ke sana sebab kawasan Marina dikenal sebagai kawasan wisata terpadu selama ini.
Baca Juga:Â Pelabuhan Bintang 99 Mulai Pengerukan, Persiapkan Sandaran KM Kelud untuk Natal dan Tahun Baru
“Belum tahu lagi mau pindah ke mana. Belum ada lahan baru. Ini mau digusur karena masuk row jalan perumahan yang mau dibangun di belakang perkebunan ini,” ujar Sunarti, ssalah satu pengelola agrowisata  perkebunan jambu Marina.
Saat ini pengelola perkebunan jambu itu hanya pasrah menunggu waktu penggusuran. Mereka tak bisa berbuat banyak sebab pengembang yang akan menggusur perkebunan itu mengaku telah mengantongi perizinan dari instansi pemerintah terkait.
Reaksi penolakan jusru datang dari pengunjung kebun. Mereka tidak setuju jika kawasan agrowisata seperti itu dimusnahkan demi kepentingan pembangunan.
“Janganlah (digusur), ini sudah bagus loh. Saya sering ke sini karena bagus perkebunan ini. Anak-anak bisa kenal tumbuhan dan sistem cocok tanam. Kalau semua digusur mau ke mana lagi anak-anak ini belajar mengenal tanaman,” ujar Siti yang ditemui saat bersantai bersama anaknya di kebun jambu tersebut, kemarin.
Baca Juga:Â Negosiasi Pembebasan Lahan Perkebunan Marina Berjalan Tertib
Senada disampaikan Zulfikar, pengunjung lainnya menuturkan hal yang sama. Jika perkebunan di Marina menghilang maka akan sangat berdampak bagi jumlah wisatawan ke Marina. Kawasan wisata terpadu Marina diminati karena banyaknya perkebunan di sana.
“Wisata perhotelan, resort, dan pantai memang masih menjanjikan tapi cenderung ke wisatawan asing. Kalau lokal senangnya yang begini. Kalau kebun tak ada lagi tentu berdampak nantinya,” kata warga Tiban, Sekupang itu.
Pantauan Batam Pos di lapangan, proses alih fungsi lahan perkebunan menjadi kawasan pemukiman ini sebenarnya fokus di bagian dalam kawasan Marina. Kawasan ini merupakan lahan tidur yang selama ini digarap warga untuk menanam sayur dan buah-buahan. Luasnya puluhan hektar.
Terakhir yang sedang dalam proses pembebasan lahan adalah PT Titian Damai Mandiri. Pengembangan kawasan Opus Bay ini berencana akan membangun kawasan terpadu di atas lahan seluas 10 hektare.
Lurah Tanjungriau, Syamsuddin, membenarkan dengan sejumlah rencana pengembangan kawasan Marina ini. Pengembangan ini sudah mendapat persetujuan dari BP Batam untuk alokasi lahan dan upaya meningkatkan investasi di Kota Batam.
“Iya cukup banyak proyek pengembangan yang masuk dan kita dukung asalkan tidak berdampak dengan lingkungan sekitar dan berjalan sesuai aturan dan perizinan yang ada,” ujar Syamsuddin. (*)
Reporter: Eusebius Sara