batampos – Pasar seken Aviari yang pernah menjadi ikon nya kota Batam sudah semakin redup. Pasar yang berada di wilayah kecamatan Batuaji ini, tak lagi ramai seperti dulu. Pengunjung sepi sejak pandemi COVID-19 mewabah dan mengharuskan separuh pedagang di sana mencari lapak di luar lokasi pasar. Gempuran pasar kaget yang juga perlengkapan barang seken di sekitarnya semakin memperburuk keadaan.
Saat disambangi Batam Pos, Selasa (6/2), suasana pasar tampak lengang. Situasinya benar-benar sepi. Hanya satu, dua pedagang dalam satu blok yang terlihat masih membuka lapak dagangan mereka. Pengunjung sama sekali tak ada.
Pedagang di sana sebut situasi yang kurang bersahabat ini terjadi sejak awal pandemi Covid-19 mewabah. Kebijakan larangan keluar rumah hingga aturan new normal dan lain sebagainya benar- benar mengubah keadaan. Dari yang sepi pengunjung berubah jadi tak ada pengunjung sama sekali.
Sulit bertahan itulah yang dikeluhkan pedagang di sana hingga saat ini. Sebagian pedagang bahkan sudah menyerah memilih usaha atau berdagang yang lain karena kebiasaan bertahan menunggu pengunjung datang ke lokasi pasar sudah tak bisa diharapkan lagi.
“Ada yang memilih bisnis atau kerjaan lain, ada juga yang beralih ke jualan online. Makanya banyak yang tutup lapak sekarang. Kondisinya tak lagi seperti dulu. Sulit sekali sekarang. Banyak faktor penyebabnya terutama pandemi Covid-19 lalu yang paling besar dampaknya,” kata Andi, pedagang pakaian bekas.
Semenjak pandemi Covid-19 mewabah, down-nya aktifitas pasar seken terbesar di kota Batam ini bukan saja karena sepinya pengunjung akibat berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah, tapi juga tertutupnya akses keluar masuk ke Singapura ataupun Malaysia. Pedagang kesulitan mendapatkan barang dagangan karena memang tak bisa berpergian ke luar negeri.
“Padahal tahulah pasokan terbesar pasar seken ini dari Singapura. Ini juga yang membuat pedagang barang seken hancur,” kata Andi.
Faktor lain yang menyebabkan pasar seken ditinggalkan peminat adalah menjamurnya pasar seken dadakan di pinggir jalan ataupun pasar kaget. Pedagang pasar seken yang menetap di lokasi pasar seken tersebut kalah bersaing dengan pedagang pasar seken dadakan yang mana menerapkan sistem jemput jemput bola. Pasar seken yang sudah populer di kalangan warga Batam ataupun warga luar ini akhirnya tinggal nama dan kemungkinan tak akan bertahan lama lagi.
“Sudah tak ada harapan lagi sekarang karena di luar sana, dimana-mana ada pasar sekennya. Tinggal tunggu waktu saja pasar ini,” ujar Heru, pedagang lainnya. (*)
Reporter: Eusebius Sara