batampos – Situasi di perairan dan pesisir Batam mulai kembali normal setelah beberapa waktu lalu dihebohkan dengan kaburnya puluhan ekor buaya dari lokasi penangkaran PT PJK.
Kapolsek Bulang, Iptu Adyanto Syofyan, menyatakan bahwa aktivitas masyarakat, terutama nelayan yang melaut dan berlayar, sudah kembali seperti biasa.
“Kekhawatiran masyarakat mulai berkurang dan aktivitas kembali berjalan normal. Melaut ataupun berlayar sudah kembali normal,” ujar Iptu Adyanto, Rabu (30/1).
Meski demikian, ia tetap mengimbau agar masyarakat tidak lengah dan selalu waspada terhadap berbagai ancaman, termasuk serangan buaya dan kecelakaan laut lainnya.
Iptu Adyanto menegaskan pentingnya memperhatikan faktor keamanan saat berlayar. Ia meminta nelayan dan warga pesisir untuk selalu waspada, terutama saat beraktivitas di wilayah yang berpotensi menjadi habitat buaya. “Intinya tetap waspada dan perhatikan keamanan saat berlayar,” tambahnya.
Di tempat terpisah, Kapolsek Sagulung, Iptu Rohandi Tambunan, juga menyampaikan imbauan serupa kepada masyarakat di wilayahnya. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan, khususnya bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai dan yang sering melakukan aktivitas memancing.
“Masyarakat pesisir ataupun yang berdiam di sepanjang alur sungai tetap harus waspada. Jangan lengah terhadap kemungkinan adanya buaya yang masih berkeliaran,” ujar Iptu Rohandi. Pihak kepolisian akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap berhati-hati.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Kepri, Tommy Steven Sinambela, menyatakan bahwa pencarian buaya yang kabur dari penangkaran masih terus dilakukan. Hingga kini, belum ada perkembangan terbaru mengenai penangkapan buaya yang tersisa.
“Tim pencarian masih bekerja di lapangan. Tangkapan terakhir terjadi tiga hari lalu, dan sejauh ini jumlah buaya yang berhasil dikembalikan ke penangkaran sebanyak 38 ekor,” ujar Tommy.
Berdasarkan laporan dari pihak PT PJK, total buaya yang kabur akibat jebolnya lokasi penangkaran akibat banjir mencapai 39 ekor. Artinya, masih ada satu ekor buaya yang belum ditemukan. Namun, tim pencarian belum bisa menghentikan upaya mereka karena belum ada instruksi atau keputusan lebih lanjut mengenai penghentian pencarian.
Selain itu, tim masih terus mengkaji kepastian jumlah buaya yang benar-benar lepas saat insiden banjir terjadi. “Kami masih memastikan apakah jumlah yang lepas benar-benar 39 ekor atau ada kemungkinan lebih dari itu,” ungkap Tommy.
Pihak BBKSDA dan kepolisian terus berkoordinasi dalam upaya pencarian ini. Masyarakat diimbau untuk segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda keberadaan buaya di wilayah mereka. “Keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” tutup Tommy. (*)
Reporter: Eusebius Sara