batampos – Penyerangan terhadap sekolah Yos Sudarso III dan penganiayaan terhadap kepala sekolah dan guru oleh masa kelompok masyarakat di Batuaji belum lama ini disesalkan banyak pihak. Penyerangan yang menciderai lembaga pendidikan dan melecehkan profesi guru ini hendaknya jadi prioritas aparat penegak hukum agar kedepannya tidak terulang lagi.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam turut mengambil sikap atas kejadian ini. Anggota DPRD Batam Dominggus Rega Woge yang juga menjadi bagian dari kepengurusan paguyuban Wuemesu Ende- Lio kota Batam berharap proses hukum berjalan maksimal. Laporan kriminalisasi yang sudah masuk ke Polsek Batuaji hendaknya berjalan dengan tuntas.
“Kita mengutuk keras perbuatan penyerangan dan penganiayaan di lingkungan sekolah ini. Ini lembaga pendidikan resmi untuk mencetak generasi penerus bangsa. Kasus ini harusnya tidak boleh terjadi di lingkungan sekolah. Kasian anak-anak jadi trauma karena peristiwa itu. Ini harus diusut tuntas. Siapa saja yang terlibat (penyerangan dan pemukulan) harus diproses. Kami akan kawal ini, ” ujar Dominggus.
Senada disampaikan oleh pihak Yayasan Tunas Karya yang menaungi Sekolah Yos Sudarso III. Pihak Yayasan juga menyampaikan pernyataan sikap agar persoalan ini diusut hingga tuntas.
“Kami desak aparat penegak hukum untuk segera memproses para pelaku penyerangan dan penganiayaan. Ini tindakan terkutuk yang mencoreng dunia pendidikan, ” ujar Didiek Dwi Atmadi, perwakilan dari pihak Yayasan.
Minta PGRI Juga Bertindak
Kasus pemukulan terhadap kepala sekolah dan guru di SD Yos Sudarso III Batam ini juga dianggap melecehkan profesi guru. DPRD Kota Batam juga minta PGRI mengambil tindakan tegas agar hal serupa tidak terjadi lagi ke depannya.
“Dua korban yakni kepala Sekolah dan guru ini adalah guru, selain dipukul, seragam PGRI yang mereka kenalan koyak karena aksi penyerangan itu. PGRI sudah seharusnya mengambil sikap tegas atas persoalan ini,” ujar Anggota DPRD Batam Dominggus Rega Woge. (*)
Reporter: Eusebius Sara