batampos – Nasib malang sempat dialami 208 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru saja tiba dari Malaysia di Pelabuhan Internasional Batamcenter, Selasa (39/3) malam. Mereka terlantar selama lima jam karena terlambatnya armada jemputan untuk dipindahkan ke lokasi karantina Rusunawa BP dan Pemko Batam di Tanjunguncang, Batuaji. Mereka sempat kelaparan karena tidak mendapat jatah makanan saat di pelabuhan.
Informasi yang dapat keterlambatan armada penjemput ini disebabkan oleh kelangkaan BBM jenis Biosolar. Armada yang ditunjuk untuk menjemput para PMI dari pelabuhan kewalahan mencari BBM sehingga terjadi keterlambatan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam Salim, membenarkan keterlambatan tersebut. Penyebabnya karena armada penjemput yang kewalahan mencari biosolar.
“Kemarin bio solar habis, kami antre sampai sore tidak dapat. Pagi ini baru dapat,” ujar Salim.
Satgas khusus penanganan melalui Pasi OPS Kodim 0316/ Batam Kapten Inf. Samjos Sirait mengatakan rombongan PMI tersebut akhirnya dievakuasi sekitar pukul 21.30 WIB menggunakan kendaraan operasional militer dan Satpol PP.
“Tadi malam 5 kendaraan cadangan 3 unit kendaraan Batalyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti, Satpol 2 unit, dan Kodim 1 kendaraan,” ujarnya.
Dr Anggitha, petugas medis yang menangani kesehatan PMI di lokasi karantina menuturkan saat ini kondisi kesehatan para PMI tersebut dalam keadaan baik. Mereka telah ditangani dengan baik. “Sekitar pukul 22.00 WIB mereka tiba diantar mobil TNI dan Sat Pol PP. Mereka dalam kondisi baik,” ujar Anggitha.
Saat ini jumlah PMI di lokasi karantina sebanyak 361 orang. Yang dipindahkan ke rumah sakit karena terkonfirmasi positif Covid-19 pada, Selasa kemarin sebanyak 20 orang. (*)
Reporter : Eusebius Sara