batampos – Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar kembali menorehkan sejarah baru. Pada Selasa (29/4), kapal MV Ever Core milik Evergreen Line resmi memulai pelayaran perdananya (maiden voyage) dengan layanan direct call dari Batam menuju Tiongkok, tanpa transit di Singapura.
Peluncuran ini menjadi layanan direct call ketiga yang dioperasikan dari Batam, melengkapi dua layanan serupa yang telah diluncurkan pada Maret dan Agustus tahun lalu. Inisiatif ini merupakan bagian dari langkah strategis PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero) atau PT Persero Batam untuk memperkuat konektivitas ekspor-impor di Batam.
Direktur PT Persero Batam, Djoko Prasetyo, menyampaikan bahwa kehadiran layanan direct call ini memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi logistik di kawasan industri Batam.
“Setelah dua pelayaran langsung sebelumnya, kini pada April 2025 ini kita bisa langsung dari Batam ke Tiongkok,” ujar Djoko.
Ia menjelaskan, pengiriman kargo yang sebelumnya harus transit di Singapura memerlukan biaya hingga USD 1.200. Dengan layanan direct call ini, biaya logistik turun drastis menjadi sekitar USD 300, bahkan bisa lebih rendah.
“Penghematan biaya mencapai 57 persen. Ini pencapaian penting untuk meningkatkan daya saing produk-produk industri dari Batam,” tegasnya.
Pada pelayaran perdananya, MV Ever Core mengangkut muatan sebanyak 1.000 TEUs. Ke depannya, layanan ini akan beroperasi secara reguler dengan jadwal weekly service—kapal akan datang dan berangkat setiap minggu dari Pelabuhan Batu Ampar menuju pelabuhan utama di Tiongkok.
Sejak resmi dikelola PT Persero Batam pada 1 November 2023, TPK Batu Ampar mengalami transformasi besar dalam berbagai aspek. Di sisi infrastruktur, investasi senilai Rp1,2 triliun digelontorkan untuk penambahan empat unit Quay Crane (QC), 10 unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTG), serta perluasan Container Yard (CY) menjadi 12 hektare. Targetnya, pada Agustus 2025 kapasitas terminal akan meningkat menjadi 900.000 TEUs per tahun.
Dari sisi operasional, produktivitas bongkar muat meningkat dari 8 boks per kapal per jam menjadi 40 boks per kapal per jam. Waktu sandar kapal pun berhasil dipangkas dari 3–5 hari menjadi hanya 24 jam.
Hingga saat ini, TPK Batu Ampar telah terhubung langsung dengan lebih dari 20 pelabuhan internasional di Asia. Pada 2025 mendatang, jumlah konektivitas ditargetkan meningkat menjadi 26 pelabuhan, termasuk pelabuhan di kawasan Timur Tengah, untuk mengurangi ketergantungan terhadap pelabuhan transshipment seperti Singapura.
Dengan perkembangan signifikan di Pelabuhan Batu Ampar, efisiensi logistik semakin terasa nyata. Layanan direct call mampu menekan biaya ocean freight dan terminal cost hingga USD 600 per TEUs, mendorong efisiensi logistik secara keseluruhan.
Keberhasilan peluncuran layanan direct call ketiga ini menegaskan bahwa TPK Batu Ampar tidak hanya membenahi diri secara domestik, tetapi juga memperluas eksistensinya di tingkat regional dan global. Saat ini, terdapat tiga layanan direct call dari Batu Ampar, masing-masing dilayani empat kapal, total 12 kapal melayani rute internasional langsung dari Batam.
Djoko menambahkan, layanan direct call akan terus dikembangkan. Pada Mei mendatang, direncanakan ada tambahan layanan baru ke negara tujuan lainnya, seiring dengan perluasan konektivitas pelabuhan. (*)