batampos – Tiga orang warga Batam yang sebelumnya dinyatakan sebagai suspek monkeypox (mpox) dinyatakan negatif setelah hasil tes laboratoriumnya keluar. Sebelumnya, ketiga orang tersebut dirawat di Rumah Sakit Bayangkara Polda Kepri dan Puskesmas Lubuk Baja sejak awal September 2024 yang lalu.
“Alhamdulillah hasilnya telah keluar hari ini, ketiganya negatif mpox, ” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, dr Didi Kusmarjadi, Kamis (12/9).
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan Kota Batam, pasien yang merupakan warga Batam ini sebelumnya menunjukkan gejala yang mengarah ke mpox, seperti ruam kulit dan demam. Segera setelah gejala tersebut muncul, pasien dirawat di rumah sakit dan dilakukan tes untuk memastikan diagnosis.
“Setelah menjalani serangkaian tes laboratorium dan evaluasi medis, hasil tes menunjukkan bahwa pasien tersebut negatif dari mpox. Ketiganya juga tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Kemungkinan itu hanya cacar air biasa,” tambah dr. Didi.
Kadinkes juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau situasi dan memperkuat upaya pencegahan untuk memastikan tidak ada penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini.
“Kami akan terus melakukan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda dan pencegahan mpox untuk menjaga kesehatan dan keselamatan semua warga.” tambahnya.
Dengan hasil negatif ini, diharapkan masyarakat dapat lebih tenang dan tetap waspada terhadap kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Batam mengimbau warga untuk terus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan melaporkan jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Adapun ketiga suspek monkeypox di Batam yang dinyatakan negatif ini adalah PZ, 12 dan DK, 12, rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara sampel diambil 5 September 2024 lalu dan keluar 6 September dengan hasil negatif. Keduanya merupakan warga Sambau dan Batu Besar, Nongsa.
Pasien ketiga PM, 22, rawat jalan di Puskesmas Lubukbaja. Sample diambil pada 9 September 2024 dan hasilnya negatif. “Sample yang diambil Lesi dan Swab Orofaring. Pasien ketiga ini merupakan warga Baloi, Lubukbaja, ” pungkas Kadinkes.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam semakin memperkuat upaya deteksi dini dalam menghadapi ancaman penyebaran Mpox (Monkeypox) di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan lebih lanjut, setelah ditemukannya beberapa kasus di wilayah Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, bahwa pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan dengan memperkuat sosialisasi, pelatihan tenaga kesehatan, serta memperluas jaringan deteksi dini di seluruh fasilitas kesehatan di Batam.
“Deteksi dini sangat penting untuk mengidentifikasi gejala dan segera melakukan tindakan isolasi. Dengan langkah ini, kita bisa mengurangi risiko penyebaran lebih luas,” ujar dr. Didi.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas untuk menyiapkan fasilitas isolasi bagi pasien yang terdeteksi terinfeksi Mpox. Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk segera melaporkan jika mengalami gejala seperti demam, ruam kulit, atau gejala lain yang mengarah pada infeksi Mpox.
Di tengah peningkatan deteksi dini, Dinas Kesehatan juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait gejala dan pencegahan Mpox. Dimana penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox dan dapat menyebar melalui kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
“Kerja sama dari masyarakat sangat dibutuhkan, terutama dalam hal melaporkan gejala awal dan menjaga kebersihan lingkungan,” tambah dr. Didi. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra