PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKl layak disematkan sebagai salah satu pioner atau pelopor bisnis ekpedisi di Indonesia. Kehadiran perusahaan penyedia jasa kurir ini, memainkan peran strategis dalam industri logistik. Usaha ini juga turut menyokong negara dalam menopang pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk bertahan, dan bangkit di tengah situasi sulit.
Jailani, Tanjungpinang
Waktu berputar begitu cepat, pagebluk Covid-19 sudah menyerang Indonesia lebih kurang 2,5 tahun, sejak diumumkan kasus pertama oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020 lalu. Dalam rentang waktu ini, banyak peristiwa yang terjadi. Bukan hanya soal jumlah orang yang terpapar atau angka kematian yang disebabkan oleh virus ini. Pandemi juga telah menyebabkan banyak perusahaan yang berhenti beroperasi, begitu juga bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang gulung tikar.
Kondisi ini, tidak lepas dari kebijakan negara untuk menekan penyebaran Covid-19 menjadi semakin meluas. Tujuannya memang untuk melawan pandemi, namun berimplikasi pada nasib pelaku UMKM. Pemerintah memang telah membuat program Bantun Presiden Produksi Usaha Mikro (BPUM). Namun program ini, belum sepenuhnya mampu untuk menunjang UMKM bertahan, bangkit di tengah situasi sulit.
Lain halnya, bagi industri logistik yang bergerak pada sektor penyedia jasa layanan antar jemput dan pengiriman barang. TIKI misalnya, di tengah himpitan pandemi Covid-19, perusahaan ini tetap beroperasi penuh dan menyediakan pelayanan yang prima. Bahkan perusahaan ini mampu mencatat angka pengiriman yang baik. UMKM menjadi salah satu pihak terbantu dengan peran yang dimainkan oleh TIKI.
Manfaat kehadiran TIKI bagi menunjang UMKM dalam mengantarkan hasil produk kepada pembeli dirasakan oleh Herlena, pemilik Alfa Thanjack yang berlokasi di Jalan Bayangkara No.48 Tanjungpinang. Diceritakannya, jika pada kondisi normal, ia lebih fokus dalam memproduksi berbagai jenis tanjak. Namun situasi pandemi, menunutnya melakukan kreativitas dengan menyediakan asesoris. Seperti masker yang terbuat dari kain songket.
“Pada tahun 2021 lalu, usaha yang kami jalani ini mampu mencatat omset lebih kurang Rp10 juta untuk barang-barang yang dikirim keluar daerah. Tanpa adanya jasa kurir, tentu kami akan kehilangan pendapatan tersebut,” ujar Herlena saat bincang-bincang dengan Batam Pos, Kamis (17/8/2022) lalu.
Menurutnya, sebagai pelaku UMKM, ia melihat, kehadiran industri kurir memainkan peran strategis dalam membantu pergerakan usaha. Apalagi bagi usaha yang sudah terjun kedalam e-commerce atau marketplace. Karena pemesan butuh pelayanan yang cepat, begitu juga bagi pelaku usaha juga memerlukan hal yang sama.
Sembari menunjukan hasil karya yang diproduksi usahanya, Herlena mengatakan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak rekan usahanya yang stop beroperasi. Namun demikian, ia menolak menyerah. Di tengah himpitan pandemi, melakukan inovasi adalah resiko yang harus dipilih.
“Kami melakukan penyesuain dengan kondisi, seperti mebuat masker dari bahan songket. Selain itu, kami juga memproduksi cenderamata berupa baju pengantin dan asesoris pendukung yang berkarakter khas Kepulauan Riau (Kepri),” ungkapnya.
Sambil membuka lembaran catatan usahanya, ia menyebutkan selama pandemi berlangsung, usahanya lebih banyak menjual asesoris dibandingkan dengan produksi tanjak. Sebagai usaha yang sudah terjun ke dalam ekosistem digital, sebelum pandemi, ada sekitar 20 reseller yang bergabung. Namun jumlah tersebut berkurang seiring waktu.
“Pandemi memang memberikan tantangan kuat, apakah kita mampu mempertahankan usaha atau menjadi barisan yang tergulung,” ungkapnya.
Perempuan yang ramah senyum ini, menyebutkan, hasil produksi Alfa Thanjak sudah menyebar hampir ke berbagai daerah di Indonesia. Tentu, hasil karya tersebut sampai dengan baik kepada pembeli, tidak lepas dari jasa kurir. Ditegaskannya, semakin berkembangnya industri kurir, tentu sangat membantu negara dalam melayani rakyatnya, khusunya pelaku UMKM.
“Kalau kita hanya bergantung dengan jasa pos, yang merupakan Badan Usah Milik Negera (BUMN), maka pelayanan pengiriman akan berjalan lambat. Karena harus mengantri lama,” jelasnya.
Atas dasar itulah, hadirnya TIKI ditengah-tengah aktivitas usaha masyarakat tentunya sangat membantu. Apalagi dengan menyugguhkan pelayanan yang prima, profesional dan bertanggungjawab. Pada penilaiannya, tarif pengiriman melalui TIKI memang lebih terjangkau dibandingkan dengan jasa kurir lainnya. Namun, ia mengharapkan TIKI bisa menyebar di setiap Kecamaatan atau Kelurahan.
“Sebagai pelaku usaha, kita juga diburu dengan waktu. Apalagi harus membagi waktu untuk kerja-kerja rumah,” ungakapnya.
Pelaku UMKM lainnya, Suriyati yang merupakan pemilik UMKM Manggar Abadi, Bintan yang bergerak dalam usaha asesoris dari sisik ikan mengakui, adanya industri kurir turut membantu UMKM untuk terus berkembang. Ia berharap, keramahan layanan adalah prioritas utama. Sehingga pengguna jasa merasa terlayani dengan baik.
“Apapun jenis usahanya, pelayanan adalah yang utama. Selain itu, barang-barang yang kita kirim harus dipastikan aman. Apalagi barang-barang yang mudah pecah, karena ini beresiko akan membuat pembeli kecewa,” ujarnya.
Ekspansi, Melayani Lebih Cepat
Dalam hitungan waktu, PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKI telah menjadi pemain di industri jasa pengiriman lebih kurang 52 tahun. Berdiri pertama kali di Jakarta pada tahun 1970. Hingga saat ini, TIKI memiliki jaringan operasional yang meliputi 65 kota besar di Indonesia, didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Atas kiprahnya tersebut, perusahaan telah menyabet berbagai penghargaan yang menegaskan sebagai pelaku jasa pengiriman yang terkemuka di Indonesia. Beberapa penghargaan yang pernah diraih TIKI di antaranya adalah Superbrands Indonesia 2017 dari Superbrands Indonesia, Netizen Courier Service Choice 2017 dari Majalah Warta Ekonomi, Top Brand Award dari Frontier dan Majalah Marketing, dan Service Quality Award 2016 dari Service Excellence.
“Misi kami adalah menjadikan TIKI sebagai salah satu perusahaan yang terbaik dalam jasa pengiriman dan logistik dengan melayani kebutuhan dan kepentingan pelanggan secara optimal sehingga dikenal di Indonesia dan Internasional,” ujar Pimpinan Cabang TIKI Tanjungpinang, Vina Maidina, Sabtu (20/8) lalu.
Menurutnya, TIKI sangat mendukung UMKM di Indonesia dan turut mengembangkan kapabilitas pelaku bisnis dengan berbagi pengalaman terkait pengelolaan sistem distribusi. TIKI berkolaborasi dengan mitra keagenannya dan marketplace untuk memberikan pembekalan bagi UMKM. TIKI memiliki komitmen untuk menjalankan tanggung jawab perusahaan yang difokuskan pada dua area yaitu pendidikan dan bidang sosial.
“Di Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan) kami sudah memiliki empat lokasi usaha. Pertama tentunya di Kantor Cabang yang terletak di Jalan Raja Ali Haji No.7. Kemudian kami juga berada di Bintan Centre, dan Ganet. Di luar Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepri, ada juga di Bintan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat, Yulina Hastuti mengatakan, TIKI menargetkan sebanyak 200 gerai baru pada tahun 2022. Dijelaskannya, sampai akhir tahun 2021 lalu, bisnis jasa pengiriman TIKI sudah didukung oleh lebih dari 3.700 gerai dengan lebih dari 500 kantor perwakilan. Jumlah armadanya mencapai 3.500 unit motor dan 1.500 unit mobil.
“Dengan kekuatan distribusi itu, sudah melayani 66 kota besar di Indonesia. Jika rencana penambahan 200 gerai baru berhasil direalisasi, maka jaringan gerai TIKI akan berjumlah lebih dari 3.900 gerai saat akhir tahun nanti. Rencananya, TIKI akan menggandeng mitra waralaba alias franchise yang ingin membangun bisnis jasa kurir,” ujar Yulina Hastuti kepada media belum lama ini.
TIKI Berinovasi dalam Melayani
Perusahaan ini, terus melakukan melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan agar bisa tetap eksis. Salah satunya dengan membuat inovasi dalam pelayanan agar para pelanggan TIKI tetap setia. Direktur Utama PT Citra Van Titipan Kilat, Yulina Hastuti menyebutkan, hingga saat ini TIKI memiliki 7 produk unggulan dan 12 layanan dan fitur tambahan untuk memberikan kemudahan dan fleksibilitas transaksi kiriman dengan TIKI.
“Di masa pandemi ini, TIKI menambahkan 3 inovasi produk dan layanan baru untuk mengakomodasi kebutuhan pasar. Layanan ini juga bisa dimanfaatkan bagi pelaku UMKM tentunya,” ujar Yulina Hastuti
Disebutkannya, tiga produk baru yang TIKI tawarkan, yakni TIKI PUTAR (Jemput Antar), TIKI SERLOK atau TIKI Seller Online Booking. Menurutnya, untuk TIKI PUTAR (Jemput Antar) adalah layanan Instant courier dengan jaminan waktu pengantaran hingga 3 jam.
“Tarifnya sangat kompetitif. Sebab, selama ini di pasaran, layanan Instant courier terkena tarif berdasarkan jarak antaran atau kilometer. Tarif di TIKI PUTAR adalah Rp15.000 per 2 kilogram,” jelasnya.
Masih kata Yulina, selain itu TIKI SERLOK atau TIKI Seller Online Booking merupakan layanan yang perusahaan berikan bagi penjual atau seller online yang belum bergabung dengan marketplace besar. Layanan ini memberikan kemudahan fasilitas dalam hal pengiriman dan memberikan potongan harga hingga 18 persen.
“Fleksibilitas pembayaran H+2 menggunakan virtual account, fasilitas pick up gratis, bonus dan rewarding seller,” jelasnya lagi.
Terakhir, layanan yang perusahaan berikan adalah SDS KITA atau Same Day Service Kuliner Nusantara. Layanan ini bertujuan untuk memudahkan para pecinta makanan untuk menikmati beragam kuliner nusantara dengan biaya hemat. Dengan produk Same Day Service, kiriman kuliner akan tiba di hari yang sama dengan biaya yang sangat kompetitif.
“Dalam hal pengiriman barang, kami juga menyediakan layanan Cash On Delivery (COD). Kami berharap, produk layanan yang disediakan, bisa membuat pengguna jasa TIKI merasa nyaman, dan terlayani dengan baik,” tutupnya. (*)