Kamis, 19 September 2024
spot_img

Tim Gabungan Selidiki Sumber Limbah Hitam di Laut Kampung Melayu

Berita Terkait

spot_img
IMG 20230503 WA0051 e1683088727493
Limbah oli berwarna hitam mencemari laut Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar. Foto: Istimewa untuk Batam Pos

batampos – Tim gabungan mulai menyelidiki sumber limbah hitam di Laut Kampung Melayu, Batubesar, Rabu (3/5/2023).

Tim itu terdiri dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepri, hingga kepolisian.



“Kami akan bersama-sama melakukan penyelidikan. Setahu saya tiga bulan di sini, baru kali ini. Infonya ini juga sampai ke Kabupaten Bintan,” kata Kepala KSOP khusus Batam, M. Takwin.

Ia menjelaskan, langkah pertama yang dilakukan adalah menanggulangi kondisi saat ini agar tidak semakin menyebar. Pasalnya, saat ini limbah itu telah mengotori pantai Kampung Melayu sekitar 1,5 Km. Kemudian tim gabungan itu akan mencari sumbernya.

Baca Juga: Ikuti IMDEX Asia, 3 KRI Bertolak dari Batam ke Singapura

Takwin menduga, limbah itu berjenis Marine fuel oil (MFO) atau pun aspal. Namun, hal itu perlu dipastikan lebih lanjut lagi. Limbah tersebut diketahui juga mencari sebagian pantai Kabupaten Bintan.

“Ini kemungkinan limbah jenis MFO atau bisa juga aspal. Tapi kita belum bisa pastikan. Kita tunggu juga dari DLH,” ujarnya.

“Penindakannya nanti jelas akan kita lakukan. Yang pasti kita temukan dulu sumbernya,” tegas Takwin.

Baca Juga: Ini Pengakuan Pria Pedofil di Batam, Sasarannya Siswi SMP

Sebelumnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Khairul Bahri, mengungkapkan, limbah itu mulai tampak sekitar jam 7 pagi di sepanjang bibir pantai Kampung Melayu.

Ia menjelaskan, limbah hitam itu sangat menganggu aktivitas warga sekitar. Terlebih, daerah itu merupakan kawasan wisata yang mengandalkan alam sebagai daya tarik utamanya.

Selain itu, lingkungan sekitar sangat tercemar sehingga pasti mempengaruhi ekosistem yang ada. Ia mengaku, tak mengetahui pasti asal atau sumber dari limbah tersebut.

“Kami berharap ini agar segera ditindaklanjuti karena sangat merugikan,” tegasnya.(*)

Reporter: Azis Maulana

spot_img
spot_img

Update