batampos – Dampak buruk dari keberadaan kafe remang-remang dan panti pijat plus yang dikeluhkan masyarakat Batuaji dan Sagulung selama ini dialami langsung oleh seorang bapak yang berdiam di wilayah Bengkong.
Ad, inisial pria tersebut sudah tiga hari mencari Yl isterinya yang kabur dari rumah, di sejumlah kafe dan panti pijat di Batuaji dan Sagulung. Yl diinformasikan bekerja sebagai pramusaji di kafe remang-remang di Batuaji dan Sagulung sehingga dia keliling dari kafe ke kafe hingga, Minggu (4/2) dini hari kemarin.
Ad memastikan bahwa isterinya kini bekerja sebagai pelayan tamu di kafe remang-remang karena saat ponsel isterinya masih aktif dia bisa melacak keberadaan sangat isterinya di sebuah kafe di kawasan pertokoan Tunas Regency, Seibinti, Sagulung.
“Tapi malam pertama saja bisa lacak. Dua malam terakhir tak bisa lagi mungkin dia sudah ganti nomor atau rubah setingan hape nya, ” ujar Ad.
Selain melacak langsung, Ad juga mencari informasi ke rekan-rekan isterinya, dan informasi yang dia dapat Yl memang terpengaruh dengan tawaran hiburan malam itu.
“Informasi dari kawan-kawan memang ke sana dia. Ke kafe-kafe di Batuaji dan Sagulung. Makanya saya keliling terus. Sudah tiga malam ini, cuman belum dapat, ” ujar Ad.
Melakukan sangat isteri yang pergi tanpa pamit dan menelantarkan kedua anak mereka membuat Ad pusing. Ad berencana akan membuat laporan resmi ke polsek terdekat.
“Kasian anak-anak. Ada dua anak kami. Masih kecil semua, ” ujar Ad.
Sore sebelum isteri kabur, Ad menceritakan dia memang memarahi sang isteri. Kemarahannya itu beralasan sebab sang isteri tidak menyediakan makanan saat dia pulang kerja. “Ya wajar saya marah karena pulang mau makan, dia malah masuk tidur, ” ujar Ad.
Kepergian yang sang isteri ini diyakini Ad bukan karena perselisihan kecil itu tapi karena tergiur dengan tawaran bekerja di dunia hiburan malam. Selain akan mengadu ke polisi, Ad juga berharap agar kafe remang-remang diawasi dan ditertibkan oleh instansi pemerintah terkait karena memang meresahkan dan menjerumuskan banyak orang.
“Jangan sampai ada isteri-isteri atau anak-anak gadis lain seperti isteri saya ini, ” ujar Ad.
Sebelumnya masyarakat Batuaji dan Sagulung sudah berulang kali menyampaikan keluhan akan dampak dari menjamur kafe remang-remang dan juga panti pijat plus-plus yang semakin menjamur ke pemukiman warga. Warga kuatir anak-anak dan keluarga mereka terpengaruh dengan aktifitas di dalam kafe remang-remang ataupun panti pijat tadi.
Kepala BPM PTSP Batam Reza Khadafi saat dikonfirmasi mengaku tidak pernah mengeluarkan izin operasi untuk kafe remang-remang dan panti pijat plus-plus yang dikeluhkan masyarakat itu. Diapun menyarankan akan Dinas teknisi terkait ataupun instansi penegak hukum dan Perda turun menertibkan dan mengawasi aktivitas kafe dan panti pijat yang dikeluhkan tersebut.
“Itu ke dinas pelaksanaan teknis yang mengawasi karena memang kami tidak mengeluarkan izin untuk kafe remang-remang dan penegak hukum serta Perda, ” kata Reza.
Sementara Camat Batuaji Faizal dan Kasat Pol PP Kota Batam Imam Tohari belum memberikan tanggapan atas keluhan masyarakat tersebut. Hingga akhir pekan kemarin kafe remang-remang dan panti pijat masih bebas beroperasi hingga larut malam. (*)
Reporter : Eusebius Sara