Kamis, 28 November 2024
spot_img

Tingginya Harga Komoditi Jelang Idul Adha Bikin Panik

Berita Terkait

spot_img
Warga mengeluhkan harga bahan pokok di Batam yang terus merangkak naik jelang Lebaran. F.Cecep Mulyana

batampos – Harga komoditi pangan jelang hari raya kurban atau Idul Adha membuat masyarakat panik. Sebab, hampir semua komoditi yang biasa digunakan saat lebaran masih tinggi, seperti cabai, bawang, kentang dan telur.

Seperti pantauan di Pasar Botania Batamcenter, harga cabai masih berkisar Rp 100-120 ribu per kilogram. Bahkan yang terbaru, harga cabai merah keriting naik menjadi Rp 130 ribu per kg.


“Cabai merah keriting naik lagi, jadi Rp 130 ribu per kg. Cabai yang lain masih sama, seperti cabai setan Rp 120 ribu per kg, cabai rawit Rp 100 ribu per kg,” ujar Edi pedagang.

Menurut dia, tingginya harga sejumlah komoditi, membuat penjualan para pedagang lesu. Khusus cabai, pedagang juga tak berani menyetok dengan jumlah banyak, karena dikhawatirkan layu dan membuat rugi.

“Ya, kami tak berani stok banyak. Harga cabai tinggi, daya beli masyarakat pun turun,” ujarnya.

Wirda, warga Batamcenter mengaku panik menghadapi perayaan idul adha. Ia pun masih pikir panjang untuk memasak saat lebaran, karena harga-harga komoditi yang melejit.

“Belanja Rp 100 ribu cuma dapat sayuran, itu pun jumlahnya sedikit. Kalau untuk lebaran habis berapa pula, cabai dan bawang pake mahal juga,” terangnya.

Ia berharap, pemerintah bisa menggelar pasar murah untuk mengatasi kepanikan masyarakat. Namun ternyata, pasar murah yang ditunggu-tunggu tak juga digelar pemerintah.

“Ditengah tingginya harga ini, kami berharap. Pasar murah. Tapi ternyata sampai sekarang belum ada pasar murah. Udah mau lebaran juga, ” jelasnya.

Hal senada diungkapkan Elin warga Bengkong yang tak habis pikir dengan kenaikan harga komoditi. Apalagi disaat gaji yang biasa diterima suaminya perbulan pas-pasan untuk hidup. Menurut nya hampir dua pekan ia pun mulai rutin masak mie instan untuk suami dan anak.

“Nah sekarang harga-harga pada mahal. Bingung saya harus bagaimana. Belakangan ini lebih sering makan mie instan. Kasian sebenarnya sama anak, cuma mau gimana lagi,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu, Kadisperindag Kota Batam, Gustian Riau mengaku pihaknya masih terus berupaya menjalin kerjasama dengan pemerintah di daerah penghasil. Tujuannya untuk mendapatkan harga murah. Namun sampai saat ini, kerjasama tersebht masih proses. (*)

 

Reporter : Yashinta

spot_img

Update