Senin, 23 September 2024

Tingkatkan Pencegahan HIV, Dinkes Batam Perluas Akses Obat ARV Melalui Program PreP

Berita Terkait

spot_img
IMG 20240923 WA0063
Kegiatan skrining HIV dan sosialisasi program PrEP oleh Dinkes, Puskesmas dan Komunitas di Tempat Hiburan Malam dan warga binaan Lapas. Foto Bidang P2P Dinkes Batam untuk Batam Pos

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam terus berupaya menekan angka penularan HIV dengan meluncurkan program Pre-Exposure Prophylaxis (PreP). PreP sendiri sebuah langkah preventif yang memberikan akses kepada obat antiretroviral (ARV) secara gratis bagi masyarakat yang berisiko tinggi terpapar HIV, seperti pekerja seks.

Melalui program ini diharapkan dapat mengurangi penyebaran HIV di Kota Batam, yang hingga Agustus 2024 telah mencatat 527 kasus baru.



Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, PreP merupakan bentuk perlindungan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi namun masih negatif HIV. “Melalui program PreP, kami memberikan obat ARV kepada individu yang memenuhi kriteria, dan program ini disalurkan melalui mitra-mitra komunitas yang kami gandeng,” ujarnya, Senin (23/9).

Komunitas seperti Embun Pelangi, Yayasan Kompak Batam, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Batam turut terlibat dalam mendistribusikan obat ini. Langkah ini dinilai efektif untuk menjangkau kelompok berisiko, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan HIV.

“Pendekatan yang dilakukan bersifat sukarela dan anonim, karena kami ingin mereka merasa aman dan nyaman dalam menerima layanan ini,” tambah Didi.

Selain komunitas, layanan PreP juga tersedia di beberapa fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas Lubuk Baja dan Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Program yang diluncurkan awal tahun ini diharapkan dapat menurunkan angka penularan HIV di Batam, yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Didi menambahkan, tingginya angka penularan HIV di Batam menjadi tantangan serius. Sepanjang 2024, Dinkes Kota Batam mencatat 527 kasus baru, dengan 61 di antaranya telah berkembang menjadi AIDS dan 56 orang dilaporkan meninggal dunia.

Angka tersebut diperkirakan akan menyamai atau bahkan melampaui jumlah kasus pada 2023, yang tercatat sebanyak 752 kasus.

“Dengan program PreP ini, kami berharap bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan HIV serta menekan jumlah kasus baru di masa mendatang, ” pungkasnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update