batampos – Tokoh masyarakat Melayu Kota Batam menyerukan kedamaian dan kondusifitas pasca kerusuhan yang terjadi di Rempang pada Selasa (17/12) malam hingga (18/12) dini hari.
Dalam pertemuan yang digelar bersama sejumlah tokoh Melayu Batam, mereka menegaskan pentingnya menjaga keharmonisan antara masyarakat, pemerintah, dan investor demi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan bersama di Kota Batam.
Tokoh Melayu Datok Amat Tantoso menyampaikan sikapnya terkait kejadian tersebut. Ia mengungkapkan keprihatinan mendalam dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca Juga: Kerusuhan Rempang Galang: Anggota DPRD Kepri Serukan Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu
“Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan sikap terkait kerusuhan di Rempang. Pada intinya, kami masyarakat Melayu sangat menghargai dan menyayangi orang-orang yang datang ke kampung kami. Namun, kami merasa sedih dan sangat terluka ketika melihat orang-orang kampung kami dizalimi seperti ini,” ujar Datok Amat Tantoso, Kamis (19/12).
Datok Amat menegaskan pentingnya peran pemerintah dan aparat untuk menegakkan keadilan dan menjaga ketertiban. “Saya mengimbau kepada pemerintah setempat dan aparat penegak hukum, tolong bantu dengan cara-cara yang baik. Jangan sampai ada lagi insiden pukul memukul terhadap orang-orang kampung. Kami ingin hukum ditegakkan dengan adil,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Datok Amat juga menyampaikan pesan kepada investor. Ia menegaskan bahwa masyarakat Melayu tidak menolak investasi, tetapi berharap para investor mematuhi adat dan etika setempat.
“Kami tidak anti-investasi. Kami hanya minta investor patuhi adat dan memberdayakan masyarakat sekitar. Libatkan tokoh masyarakat dalam sosialisasi, rangkul semua elemen masyarakat, dan selesaikan persoalan lahan dengan baik,” ucap Datok Amat Tantoso.
Sementara itu, Abdul Rajak, Panglima Aliansi Rakyat Menggugat (Alaram) Kepri, juga menyampaikan harapannya agar situasi di Batam tetap kondusif.
“Kami menyikapi kejadian ini dengan serius. Batam harus kondusif ke depannya. Kami juga akan terus memantau perkembangan ini untuk memastikan tidak ada kerusuhan lanjutan,” tegas Abdul Rajak.
Alimin, tokoh masyarakat Melayu lain, menyoroti pentingnya menjaga keamanan demi mendukung iklim investasi di Batam. “Kami meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku kerusuhan di Sembulang. Kami akan terus memantau dan kami ingin investasi yang masuk ke Batam ini terjaga dan tidak terganggu oleh konflik seperti ini,” katanya.
Tokoh Melayu yang lain Datok Tukijan Sarpan menyampaikan bahwa Batam adalah simbol keberagaman Indonesia yang harus dijaga bersama.
“Batam ini dibangun untuk kita semua, siapa pun yang datang dari mana pun. Kota ini adalah miniatur Indonesia. Jangan sampai terjadi konflik besar di Batam. Kita harus menjaga kedamaian di Batam agar tetap aman dan kondusif,” ujarnya.
Datok Tukijan juga menekankan pentingnya menjaga citra Batam di mata internasional, mengingat kota ini adalah salah satu pusat ekonomi dan wisata utama di Indonesia.
“Batam ini sudah menjadi kota modern. Apalagi kita bertetangga dengan Singapura dan Malaysia. Jika konflik ini berkembang dan terdengar di luar negeri, turis tidak mau datang ke sini. Rugi kita semua. Kita harus menjaga agar Batam tetap menjadi destinasi investasi dan wisata yang aman,” tambahnya.
Ttokoh Melayu berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak. Mereka menginginkan agar pembangunan di Kota Batam dapat terus berjalan dengan melibatkan masyarakat setempat. Selain itu, mereka menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah, aparat, dan masyarakat untuk menjaga kedamaian di Batam. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra