batampos – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri meraih penghargaan sebagai, provinsi yang terbaik dalam menjaga inflasi se Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengapresiasi atas sinergi erat seluruh pemangku kebijakan dalam pengendalian inflasi, sehingga inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasarannya.
“Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter yang pro-stability guna memitigasi risiko yang dapat memberikan tekanan terhadap inflasi, termasuk dari kenaikan imported inflation serta kenaikan harga energi dan pangan global,” kata Perry.
Ia mengatakan, Bank Indonesia akan meningkatkan peran 46 Kantor Perwakilan Bank Indonesia di seluruh Indonesia, untuk meningkatkan keberlanjutan sinergi dan efektivitas GNPIP. Beberapa program yang menjadi andalan yakni ketahanan komoditas pangan, kerja sama antardaerah, fasilitasi distribusi pangan, serta digitalisasi, guna mendukung pencapaian sasaran inflasi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau Suryono mengatakan, Bank Indonesia Kepulauan Riau beserta TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kepulauan Riau bersama-sama hadir secara luring pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2024 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau.
“Kegiatan diikuti oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tergabung dalam TPID, perbankan, akademisi, dan UMKM pangan,” ucapnya.
Ia mengatakan, rakornas pengendalian inflasi tahun 2024 juga menjadi momentum untuk memberikan apresiasi atas kinerja TPID. Pada tahun ini, TPID Provinsi Kepulauan Riau memperoleh predikat sebagai TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Sumatera 2024.
“Penerapan strategi penanggulangan inflasi cabai merah segar, TPID Provinsi Kepulauan Riau berhasil unggul dari 2 (dua) nominator lain, yaitu Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Barat,” ucap Suryono.
Pada kategori TPID kabupaten atau kota berkinerja terbaik Kawasan Sumatera 2024, TPID Kota Batam berhasil masuk sebagai nominasi bersama TPID Kota Pekanbaru dan Kota Banda Aceh. Strategi optimalisasi peran asosiasi distributor yang diterapkan TPID Kota Batam terbukti efektif mengendalikan inflasi harga pangan.
Sementara itu, untuk kategori TPID kabupaten atau kota berprestasi Kawasan Sumatera 2024, TPID Kabupaten Karimun mencatatkan diri sebagai nominasi bersama Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Simalungun.
“Dengan mengusung program unggulan yang fokus pada peningkatan produksi cabai, TPID Kabupaten Karimun berhasil mengintervensi harga cabai di daerahnya sehingga inflasi terkendali,” ucap Suryono.
Ia mengatakan, Bank Indonesia dan TPID se-Kepulauan Riau senantiasa berkomitmen untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak, untuk menjaga stabilitas guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta mengendalikan inflasi agar tetap terjaga pada kisaran sasaran 2,5% ± 1%.
Dalam rakornas itu, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menginstruksikan, kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), untuk senantiasa memperkuat pengendalian inflasi melalui pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan, dan didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Upaya tersebut perlu terus dilakukan guna memitigasi berbagai risiko dampak ketidakpastian global dan perubahan iklim terhadap inflasi, termasuk inflasi pangan, sehingga inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terus menurun dan tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024-2027.
Terkendalinya inflasi IHK selama 10 tahun terakhir yang berada dalam tren menurun dari 8,36% (yoy) di 2014 menjadi 2,84% (yoy) pada Mei 2024, menjadi salah satu yang terendah di dunia. Capaian positif tersebut merupakan hasil konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam TPIP dan TPID melalui penguatan GNPIP di berbagai daerah.
Upaya memperkuat pengendalian inflasi ke depan ditempuh melalui lima strategi untuk meningkatkan pengamanan produksi dan efisiensi rantai pasok pangan. Pertama, memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim. Kedua, mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture). Ketiga, mendorong investasi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Keempat, memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik yang terintegrasi guna mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antardaerah. Kelima, memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga, di tingkat pusat dan daerah, guna mendukung upaya pengendalian inflasi. (*)
Reporter: FISKA JUANDA