Rabu, 25 September 2024

Transformasi Batuampar di Tangan Persero Batam

Berita Terkait

spot_img

perserobatampos – Pelabuhan Batuampar mengalami transformasi besar-besaran. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama pemanfaatan aset antara BP Batam dan PT Persero Batam, 31 Agustus 2023 lalu. Kerja sama dengan jangka waktu 37 tahun ini, menjadi langkah positif pengembangan Pelabuhan Petikemas Batuampar.

Salah satu transformasi Pelabuhan Petikemas Batuampar yang mencatatkan sejarah adalah pelayaran kapal kargo MV SITC Hakata rute dari Batam ke Tiongkok. Kapal yang membawa barang dari berbagai perusahaan di Batam seperti Musim Mas dan Ecogreen itu, menjadi tonggak sejarah baru dalam ekspor impor di Batam.



PT Persero, BP Batam bersama stakeholder lainnya, berkontribusi dalam merealisasikan cita-cita masyarakat Batam. ”Direct call kapal kargo MV SITC Hakata ini mengubah pola ekspor dari Batam. Sebelumnya harus melalui Singapura, kini bisa langsung ke Tiongkok dan intra-Asia,” kata Direktur Utama Persero Batam, Arham S Torik, Minggu (31/3).

Direct call merupakan pelayaran langsung peti kemas dari pelabuhan dalam negeri ke pelabuhan tujuan yang ada di luar negeri, tanpa singgah di pelabuhan mana pun yang ada di dalam negeri. Dia mengatakan, direct call ini memberikan keuntungan besar buat Batam.

Direct call ini menurunkan biaya logistik hingga sebesar 600 dolar AS (USD) per TEUs.

”Karena hilangnya biaya transhipment di Singapura,” ucap Arham.

Pelayaran direct call ini dalam sebulan ada empat kali. Rutenya dari Batam ke Kuantan (Malaysia) lalu menuju ke Nansha, Shekou, Haiphong, Qinzhou (Tiongkok), lalu ke Ho Chi Minh (Vietnam), Kuching (Malaysia) dan kembali ke Batam (Indonesia).

”Kapal SITC Hakata ini kapasitasnya 1.032 TEUs,” ucap Arham.

Pelayaran direct call, kata Arham, berkat transformasi Pelabuhan Petikemas Batuampar. Dia menjelaskan, transformasi tahap I yakni mengoperasikan satu unit Ship to Shore (STS) Crane dan 2 unit HMC (Mobile Harbor Cranes) untuk melayani bongkar muat kapal petikemas.

Sejak dioperasikan satu unit STS crane dan 2 HMC, produktivitas di Pelabuhan Petikemas Batuampar meningkat. Awalnya hanya 8 box per jam, sekarang menjadi 24 box per jam.

”Sehingga waktu sandar kapal menjadi lebih cepat,” tutur Arham.

Peningkatan produktivitas bongkar muat di Pelabuhan Petikemas Batuampar ini, telah sesuai dengan standar internasional. Sehingga, Terminal Petikemas Batuampar dapat melayani kapal direct call internasional. ”Pelayaran perdananya hari ini,” tutur Arham.
Tahap II, direncanakan dioperasikan 5 unit STS Crane dan 12 unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTG). Selain itu, juga akan dibangun container yard seluas 12 hektare. ”Kami rencanakan tahap II ini pada tahun 2025,” kata Arham.

Lalu, tahap III pada tahun 2028, Persero Batam akan mengembangkan terminal dengan kapasitas 2 juta TEUs.

Wakil Presiden Eksekutif Senior PT Persero Batam, Muhammad Iqbal, menambahkan, setiap satu pekan akan ada satu kapal yang reguler memuat kontainer, dengan rute dari Batam ke Tiongkok. ”Sebulannya ada empat kapal ke Tiongkok,” ujarnya.

Dia mengatakan, sebelum ada direct call ini, semua pengiriman barang ke luar negeri melalui Singapura. Kini, pengiriman barang ke Singapura akan berkurang.

Persero Batam, kata Iqbal, akan melakukan penjajakan ke wilayah India Sub Continent yang meliputi Myanmar, Sri Lanka, India dan Bangladesh. ”Bertahap dahulu,” tuturnya.

Direct call dari Batam ke Tiongkok ini, mengurangi biaya yang selama ini ditanggung oleh para pengusaha. Dia mengatakan, biasanya dari Batam ke Singapura menggunakan feeder dengan biaya USD 300. Lalu, ada lagi biaya terminal handling charges (THC) sebesar USD 200.

”Kalau dari sini langsung ke Tiongkok, biaya-biaya itu hilang. Alhamdulillah, direct call ini banyak berkah untuk Batam,” ujar Iqbal.

Direct call atau pelayaran langsung ini, dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC) Tiongkok. Pada pelayaran rute perdana dari Tiongkok menuju Batam, SITC Tiongkok mengoperasikan kapal MV SITC Hakata dengan bobot 23.000 GT.

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, mengapresiasi atas pembukaan direct call Batam ke Tiongkok ini. Dia mengatakan, pembukaan pelayaran langsung ini merupakan perintah dari Presiden Jokowi kepada dirinya. Sehingga momen pembukaan pelayaran langsung ini, sebagai momentum dalam mengembangkan rute lainnya.

”Bukan berapa jumlah kapal ke Tiongkok hari ini, tetapi tugas kita bagaimana kita mempersiapkan barang untuk diberangkatkan ke sana dan daerah lainnya. Kalau barang makin banyak, maka makin banyak line-nya ke daerah lain,” ujarnya.

Rudi mengatakan, ke depannya diharapkan seluruh perusahaan di Kota Batam bisa memanfaatkan pelayaran langsung ke Tiongkok ini. Tidak hanya ke Tiongkok, namun juga ke beberapa negara lainnya. Sehingga biaya logistik dari Batam ke sejumlah negara bisa lebih murah seperti ekspor ke Tiongkok saat ini.

”Kalau barang sudah ada, pelayarannya juga sudah ada, ditambah dengan pelayanan yang tidak berbelit, maka orang akan melihat Batam sebagai tempat pengiriman barang. Maka target 2 juta TEUs per tahun, ini akan bisa dicapai,” ujarnya.

Sementara itu, Distribution Center at Ecogreen Oleochemicals, Herny Lim, mengucapkan selamat atas direct call ekspor dari Batam ke Tiongkok. ”Direct call pertama ini membuat efisiensi biaya, komunikasi dan dokumen,” ujarnya.

Dia mengatakan, direct call dari Batam ke Tiongkok adalah sesuatu yang dicita-citakan sejak lama. Dia bersyukur, saat ini dapat terealisasi. ”Ecogreen percayakan kargo kami. Besar harapan kami, pelayanan yang terbaik,” tuturnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid, menyatakan hal yang sama. Dia menyambut baik hal ini. Dari hitung-hitungan yang dilakukan Apindo, biaya logistik ekspor dapat turun sebesar 50 persen. ”Perkiraan dan hasil hitung-hitungan kami segitu,” sebutnya.

Dia mengatakan bahwa direct call sangat membantu. Apindo mengaku ini adalah terobosan terbaik. Sebab, selain mengurangi biaya pengiriman, juga mempersingkat waktu.

”Pengiriman ke Singapura berkurang, tarif kontainer tak mahal lagi. Kami hitung, untuk Batam ke Tiongkok butuh 3 hingga 5 kapal sebulannya,” tuturnya.

Dia berharap, direct call tidak hanya dari Batam ke Tiongkok, tetapi juga dibuka ke negara lainnya yakni Ero-pa dan Amerika. (*)

 

Reporter: Fiska Juanda

spot_img

Update