batampos – Kawasan Tanjungriau, Sekupang, Batam, kini menghadapi kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan akibat menumpuknya sampah di sepanjang jalan utama.
Plastik, kertas, dan beragam material lainnya berserakan di pinggir jalan, bahkan hampir meluber ke badan jalan, menghalangi kelancaran lalu lintas.
Pemandangan ini sangat kontras dengan lingkungan hijau yang mengelilinginya, menggambarkan ketimpangan antara kesan alami dan kondisi lingkungan yang terabaikan. Jalan yang seharusnya menjadi jalur transportasi utama kini terhalang oleh tumpukan sampah yang dibiarkan begitu lama.
Di lokasi tersebut, sebuah dinding seng terpasang dengan pesan yang meminta warga untuk membuang sampah ke dalam pagar yang telah disediakan. “Buanglah sampah ke dalam pagar,” begitu bunyi tulisan yang tertera, menggambarkan usaha pengelola untuk mengarahkan sampah ke tempat yang tepat.
Namun, meskipun upaya tersebut ada, sampah tetap berserakan di luar pagar. Hal ini membuktikan adanya masalah dalam pengawasan dan penanganan sampah oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam.
Tumpukan sampah ini sudah lebih dari sepekan tidak teratasi, memperburuk kondisi kebersihan lingkungan yang sudah kritis.
Selain menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang, tumpukan sampah ini juga berpotensi menimbulkan masalah lain, seperti bau tidak sedap dan meningkatnya risiko kesehatan bagi warga yang melintas. Sampah yang tak terkendali ini mestilah jadi perhatian serius.
Lina, seorang warga setempat, mengungkapkan kekhawatirannya terkait keselamatan di kawasan tersebut. “Kemarin ada kecelakaan di sini karena ada yang buang sampah malah. Di sini kan jalur sibuk. Di depan ada sekolah. Tiap pagi sama siang selalu ramai,” katanya, Kamis (23/1).
Meski telah ada laporan, pihak kelurahan hanya melihat tanpa ada tindakan yang pasti. Sampah, yang menurutnya mulai menumpuk sejak cuti tahun baru, masih belum diangkut hingga saat ini.
Namun, pendapat berbeda disampaikan oleh Heni, warga lainnya. “Diangkut, kok, Mas. Kemarin diangkut. Biasanya setelah beberapa hari, baru diangkut,” ujar Heni.
Walau ada pengangkutan sampah, kenyataannya tumpukan sampah tetap muncul kembali. Ini mengindikasikan bahwa pengelolaan sampah di Batam masih kurang efektif.
Hal demikian mengundang pertanyaan mengenai mekanisme pengangkutan yang tidak berjalan optimal, dan bagaimana upaya pencegahan bisa lebih ditingkatkan agar masalah serupa tidak terulang lagi.
Sampah yang menumpuk ini bukan hanya menciptakan ketidaknyamanan visual, tetapi juga menambah potensi bahaya bagi pengguna jalan. Di area yang ramai dan dekat dengan sekolah, kehadiran tumpukan sampah bisa memperburuk keselamatan lalu lintas.
Selain itu, risiko kesehatan akibat bau tak sedap dan kemungkinan berkembangnya penyakit juga semakin besar. Oleh karena itu, masyarakat minta pemerintah untuk segera merespons permasalahan ini dengan langkah-langkah nyata yang lebih terorganisir dan tegas. (*)
Reporter: Arjuna