batampos – Konflik antara karyawan dan manajemen PT Indo Tirta Suaka (ITS) pulau Bulan masih berlanjut. Karyawan yang sebelumnya sudah diputuskan hubungan kerja secara sepihak masih menuntut hak mereka.
Aksi demi aksi terus dilakukan dan terakhir mereka kembali menggelar aksi di kantor manajemen PT ITS yang berlokasi di Tiban, Senin (10/6) pagi. Aksi kali ini ratusan karyawan yang telah diPHK ini datang bersama anak isteri mereka.
Masing-masing mereka menyampaikan tuntutan yang sama yakni pesangon dan hak lain sebagai tenaga kerja permanen yang rata-rata masa kerja sudah diatas 10 tahun dibayar sesuai aturan yang berlaku.
Baca Juga:Â PHK Sepihak, Karyawan PT Indotirta Suaka Berseteru dengan Manajemen
“Mulai Maret lalu suami saya diPHK sepihak. Belum ada kerjaan sampai sekarang. Pesangon sampai sekarang tak jelas. Mau makan apa kami di rumah kalau digantung terus gini. Hari ini kami ikut aksi biar manajemen tahu kami sekeluarga yang berdampak dengan PHK yang mereka lakukan itu, ” ujar Rinawati, salah satu peserta unjuk rasa yang ikut menemani suaminya di kantor manajemen PT ITS.
Sementara dari karyawan yang diPHK, alasan mereka kembali melakukan aksi masih sama dengan alasan aksi-aksi sebelumnya. Sudah berbulan-bulan hak mereka sebagai karyawan permanen tidak juga dipenuhi.
“Persoalan manajemen sesuka hati mereka tawarkan pesangon kepada kami. Kami nuntut agar sesuai dengan aturan yang ada. Minimal adalah kesepakatan bersama diantara kami. Jangan main penawaran sepihak saja, ” kata Jhoni, salah satu pekerja.
Perwakilan dari karyawan yang diPHK Virgil Rutu juga menyampaikan hal yang sama. Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh manajemen dengan alasan tutupnya ekspor babi (produksi perusahan) ke luar negeri tidak berjalan, sudah dimaklumi karyawan, namun harapan akan pembayaran hak yang sesuai belum dipenuhi hingga saat ini.
Berbagai upaya mediasi termasuk dengan Dinas Ketenagakerjaan Kota Batam belum menemukan titik temu terkait persoalan ini. Perusahaan masih dengan kebijakan awal saat memutuskan hubungan kerja sementara karyawan bertahan dengan hak pesangon yang sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku.
“Sebelum ada kesepakatan bersama, kami akan terus melakukan aksi menuntut hak kami, ” ujar Virgil.
Pantauan di lapangan aksi ini berjalan dengan tertib meskipun massa yang turun cukup banyak. Aparat kepolisian setempat turut mengawasi agar aksi ini berjalan aman dan tertib.
Pihak PT ITS sendiri juga masih bungkam atas perseteruan ini. Mereka belum bersedia memberikan keterangan apapun terkait persoalan ini. Toni, perwakilan manajemen yang disebut bertanggung jawab atas pemutusan hubungan kerja ini belum merespon panggilan telepon atau pesan singkat dari awak media.
Seperti diketahui, perseteruan antara karyawan dan manajemen PT ITS ini sudah berlangsung sejak bulan Maret lalu. Perseteruan ini bermula dari kebijakan manajemen yang memberhentikan karyawan secara bergelombang, dengan alasan produktifitas perusahaan menurun. Awalnya karyawan menolak PHK tersebut namun karena manajemen tetap bersikeras, karyawan yang diPHK akhirnya hanya bisa berjuang untuk hak mereka yang sesuai. (*)
Reporter: Eusebius Sara