batampos – Pengrusakan fasilitas atau aset daerah kembali terjadi. Salah satunya tutup aliran air atau tutup drainase yang ada di depan Masjid Agung Kota Batam dan di depan Kantor Wali Kota Batam.
Penutup saluran air atau drainase di Jalan Engku Putri atau di depan Kantor Wali Kota Batam hilang. Ini sudah yang kedua kalinya.
Hilangnya penutup aliran air ini, membuat lubang berdiameter 80 sentimeter menganga, dan bisa mengancam keselamatan pejalan kaki yang menggunakan fasilitas pejalan kaki.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Suhar mengatakan kerusakan penutup saluran air akan segera ditangani.
Baca Juga:Â Ditolak di Sagulung dan Batuaji, Pemprov Pindah Bangun SLB di Seibeduk
Mengenai hilangnya tutup aliran air tersebut, belum diketahui. Menurutnya, kehilangan tutup saluran air sudah sering terjadi.
Bahkan pihaknya beberapa kali sudah melakukan penggantian terhadap aset daerah tersebut.
“Mungkin dicuri, tapi nanti akan dicek oleh tim ke lapangan. Kalau yang rusak nanti segera diperbaiki. Kalau yang hilang akan kami segera ganti tutupnya. Biar pejalan kaki bisa nyaman,” kata Suhar melalui pesan WhatsApp, Kamis (12/10).
Suhar menjelaskan pencurian aset daerah berupa tutup drainase kerap memang terjadi. Untuk itu, pihaknya melakukan pergantian tutup aliran air. Seperti mengurangi penggunaan besi pada tutup aliran air, agar tidak menjadi sasaran tindakan pencurian.
“Tutup yang lama murni besi, karena sering hilang, kami ganti pakai beton dengan pegangan besi, agar memudahkan pekerja saat akan pengecekan drainase. Tapi sepertinya bagian pegangan tutup drainase juga hilang. Makanya sekarang ini kami ganti beton tanpa gagang besi lagi,” bebernya.
Baca Juga:Â Layari Rute Jakarta-Batam-Belawan, Ini Harga Tiket Kapal Roro DLN
Pantauan Batam Pos di lapangan, satu tutup drainase hilang, terdapat pecahan bekas tutup di sekitar lubang, dan ada juga yang masuk ke aliran air.
Di bagian tutup drainase lainnya, gagang besi yang biasa terpasang pada tutup drainase juga tidak ditemukan lagi. Sementara itu, pada bagian drainase tanpa besi ada kerusakan pada bagian tepi atau pinggir.
Pedestrian di depan Masjid Agung Batam ini merupakan salah satu titik jalan paling ramai dilewati pengguna jalan. Sehingga tanpa ada rambu-rambu kerusakan, dikhawatirkan bisa membahayakan pengguna jalan kaki.
“Segera kami ganti,” tutup Suhar. (*)
Reporter: YULITAVIA