batampos.co.id – Universitas Ibnu Sina (UIS) Kota Batam, sukses melaksanakan Webinar bertemakan ‘Penguatan SDM K3 yang unggul dan berbudaya K3 di semua sektor usaha’ yang diselenggarakan oleh fakultas ilmu kesehatan pada kamis (8/4/2021) dengan menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten .
Webinar tersebut di moderatori oleh Trisna Dewita SKM. M.kes yang juga merupakan ka. Program studi K3 di Universitas Ibnu Sina Batam dan dibuka langsung oleh Dekan fakultas ilmu kesehatan Fitri Sari Dewi, SKM, M.KKK
Dalam sambutannya, Fitri mengatakan bahwa kegiatan webinar dari Universitas Ibnu Sina Batam telah menjadi agenda rutin dengan tetap mengusung tema K3 karena masih memperingati bulan K3.
Dirinya juga berharap seluruh materi dari para narasumber bisa diserap dan menjadi pengetahuan baru bagi seluruh peserta webinar.
Untuk narasumber pertama adalah Ditjen Binwasnaker dan K3, Dr. dr. Sudi Astono MS. yang membawakan tema ‘peran pemerintah dalam penguatan SDM K3 untuk mewujudkan budaya K3’ menyampaikan bahwa peran pemerintah dalam penguatan SDM K3 untuk mewujudkan budaya K3 sangat serius, karena hal tersebut merupakan program tahunan, yang mana penguatan regulasi, penguatan lembaga hingga penguatan SDM nya terus dilakukan.
Tak hanya itu, pemerintah juga meningkatkan pola strategi, Koordinasi dengan berbagai kalangan baik didalam maupun luar negeri. Serta pemberian reward baik kepada lembaga ataupun kepada sumber daya manusianya.
“Penguatan SDM nya seperti, mencetak SDM K3 atau meningkat kapasitas dan kompetensi nya, hal itu juga dilakukan kepada lembaga-lembaganya,” ungkap Sudi Astono.
Kemudian narasumber kedua adalah OHS Division – Freeport Indonesia, Drs Herwiyanto S.pd M.Kes yang membawa tema ‘peran SDM K3 dalam meningkatkan budaya K3 di sektor industri’ dengan mengibaratkan bahwa SDM K3 adalah seorang driver atau penggerak yang tidak bisa bekerja sendiri karena harus didukung oleh komitmen dari top management, pengawasan hingga seluruh karyawan.
Kemudian, seorang SDM K3 harus memiliki skill, dalam hal ini adalah kompetensi baik soft skill ataupun technical. Karena SDM K3 mempunyai peran yang sangat banyak seperti mengetahui regulasi, standar, system, kemampuan komunikasi yang baik, mengajar hingga kerjasama tim.
“Untuk bisa menghasilkan SDM yang demikian harus dilihat dari proses pencetakan saat masih di perguruan tinggi seperti saat ini, yang harus bisa mendapatkan modal demikian, karena jika tidak terpenuhi maka akan terjadi ketidak cocokan antara kebutuhan industri saat ini,” ungkapnya.
Lanjut Herwiyanto, para perguruan tinggi baiknya bekerjasama dengan para praktisi, untuk share pengalaman atau melakukan kuliah tamu agar bisa memberikan wawasan yang lebih luas kepada para mahasiswa.
Sementara itu, narasumber terakhir adalah Ka. Prodi Magister Promosi Kesehatan FKM Undip, Dr Yuliana Setianingsih SKM. M.Kes yang mengungkapkan seharusnya K3 bukan menjadi sebuah tuntutan bagi SDM atau bagi lembaganya, melainkan harus menjadi sebuah kebutuhan.
“Karena promosi K3 adalah upaya untuk memberdayakan SDM, masyarakat di tempat kerja, serta pekerja nya itu sendiri dari bahan-bahan berbahaya ataupun stres kerja atau lingkungan kerja yg buruk,” ucapnya.
Untuk membuat hal tersebut menjadi budaya atau merubah prilaku seseorang itu tidak mudah, diperlukannya waktu dan pembiasaan serta contoh yang baik dari atasan.
Yuli mengungkapkan beberapa hal positif yang akan didapat dari budaya K3 antara lain untuk pekerja adalah bisa meningkatkan percaya diri, mengurangi stress dan kepuasan kerja. Sementara untuk organisasi adalah bisa mengurangi angka absensi, menurunkan angka keluar-masuk karyawan, produktivitas bagus.
“Apabila hal tersebut terjadi, maka biaya yang digunakan untuk pembiayaan bagi karyawannya bisa berkurang,” pungkasnya.(*)