batampos – Resesi ekonomi global diperkirakan akan datang pada tahun 2023 ini. Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi yang kian meningkat, sektor pariwisata, industri shipyard dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai bisa menjadi penyelamat jika kehadirannya sektor itu dapat dimaksimalkan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam Rahmad Iswanto mengaku, gambaran ekonomi di tahun 2023 tentu saja masih terlalu dini jika dilakukan prediksi. Namun sebagai cerminan, bahwa ekspor impor sejauh ini sampai dengan November 2022, ekspor Kota Batam terhitung masih cukup robas artinya masih konsisten dan stabil. Dimana angka ekspor dikisaran 1,2-1,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.
“Ini menunjukan bahwa kita masih sedikit punya kekebalan terhadap resesi yang sekarang dialamai dunia maupun resesi global yang dialami di Eropa,” ujarnya.
Baca Juga:Â Arus Balik, 3.516 Penumpang dari Belawan Turun di Batam
Rahmad menambahkan, apakah ini merupakan kekebalan yang mutlak atau hanya bersifat sementara, ia mengaku belum bisa dipastikan. Bisa saja di tahun 2023, Kota Batam akan terimbas resesi yang dialami oleh dunia global.
“Jadi mungkin barang kali yang perlu kita antisipasi bisa saja Batam mengalami resesi delayed terhadap apa yang terjadi di Eropa dan juga dunia. Semisal terjadi penurunan beberapa pesanan industri manufaktur terutama industri garmen, ” lanjutnya.
Hal tersebut tentu menjadi indikasi kuat bahwa Batam harus senantiasa bermawas diri apabila penurunan-penurunan pada hasil komoditi manufaktur juga akan berimbas kepada ekspor impor Kota Batam yang akhirnya pertumbuhan ekonomi daerah juga pasti akan terpengaruh.
“Nah apa yang harus kita lakukan di 2023, minimal ada 3 yang menjadi rekomendasi kami dari BPS,” lanjut Rahmad.
Baca Juga:Â Pemko Batam Lanjutkan Pelebaran Jalan dan Proyek Prioritas Lainnya Awal Tahun Ini
Pertama adalah daerah harus membangkitkan kembali industri shipyard. Industri perkapalan, industri galanagan kapal Batam pernah berjaya pada era di bawah tahun 2015 yang lalu. Ini harus dibangkitkan kembali karena industri galangan kapal terhitung merupakan salah satu dari sekian banyak usaha manufaktur yang mempunyai serapan tenaga kerja yang cukup besar dan cukup banyak.
Kemudian yang kedua kata Rahmad, bahwa pemerintah memastikan UMKM harus dikembangkan. UMKM lanjut Rahmad harus dilindungi dan UMKM harus diberikan suport yang memadai untuk bisa mengembangkan usahanya serta berorientasi pada pengembangan usaha yang lebih besar lagi dan bisa survive dalam menjalankan usahanya.
“Ini penting kenapa karena UMKM mempunyai sifat berupa penanaman modal dalam negeri, milik sendiri dan juga merupakan satu jenis usaha yang padat karya,” terang Rahmad.
Selanjutnya yang ketiga adalah sektor pariwisata. Sektor ini harus digalakan bahwa daerah tak boleh selalu bergantung pada sektor industri manufaktur yang selama ini memang sangat mendominasi. Terlihat bahwa sektor manufaktur itu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan PDRB sekitar 58 persen.
“Sektor pariwisata dan sektor lain ke depannya harus bisa menyaingi dan juga juga harus bisa berkembang lebih pesat lagi supaya Batam tidak terlalu tergantung terhadap sektor industri manufaktur ini,” bebernya.
Baca Juga:Â Peristiwa Blackout Listrik Batam Bintan Berpotensi Pidana, Penyidik PNS Lakukan Investigasi Lanjutan
Dilanjutkan Rahmad, ada sejumlah potensi yang sangat luar biasa di Batam bagaimana daerah bisa mengembangkan pariwisatanya. Semisal, keterikatan Batam dengan Singapura, kesamaan budaya serta keterikatan Singapura terhadap Batan dengan berbagai fasilitas dan kemurahan serta kemudahan yang diberikan.
“Hal inilah yang tetap harus kita pupuk dan harus kita kembangkan, ” ucapnya.
Kemudian pariwisata merupakan satu jenis sektor yang multiplayer efek. Efek dominio yang luar biasa, berbagai jenis sektor perekonomian itu akan berkembang dan berpengaruh positif apabila pariwisata bertumbuh dan berkembang. Semisalnya transportasi, pergudangan, hotel, restoran, akomodasi, industri kreatif, UMKM dan lain sebagainya akan menggeliat dengan adanya perkembangan sektor pariwisata ini.
“Pariswata menjadi kunci Batam untuk menjadi alternatif dalam mengembangkan dan untuk mengantisipasi apabila terjadi resesi global, ” pungkasnya. (*)
Reporter : Rengga Yuliandra