batampos – Pemerintah Kota (Pemko) Batam, melalui Pelaksana Tugas (Pjs) Wali Kota Batam, Andi Agung telah mengambil sejumlah langkah guna mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda kota tersebut.
Menurut Andi, beberapa titik banjir yang menjadi perhatian utama, seperti di Simpang Kepri Mall, Tembesi Tower, dan beberapa lokasi lainnya, sudah mulai dinormalisasi dengan membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.
“Kita sudah menaikkan semua sampah yang menyumbat saluran-saluran itu,” ujar Andi, Rabu (16/10).
Baca Juga: Pemko Batam Siapkan Anggaran Rp32,4 Miliar untuk Atasi Banjir
Hasil rapat koordinasi juga menghasilkan beberapa langkah strategis, termasuk memetakan wilayah banjir yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA). Selain itu, seluruh pegawai Pemko Batam dijadwalkan akan mengadakan gotong royong massal pada hari Jumat mendatang di beberapa titik rawan.
Dia menambahkan, terdapat sekitar 20 titik rawan banjir yang perlu segera ditangani. Pihaknya tidak ingin kejadian kemarin terulang, apalagi jika cuaca ekstrem dan hujan turun berbarengan dengan air pasang laut yang menyebabkan air sulit mengalir ke laut.
Salah satu titik yang paling terdampak adalah di kawasan Tembesi Tower. Hal itu pun dibenarkan oleh Kepala DBMSDA, Suhar. Pihaknya telah beberapa kali mengunjungi lokasi di Tembesi Tower untuk mencari solusi terbaik. Namun, penyelesaiannya membutuhkan waktu dan tidak dapat dieksekusi dengan cepat.
“Kita sudah delapan kali ke sana mencari solusi, tetapi tidak serta-merta langsung bisa kita eksekusi. Kami terus mencari cara terbaik agar investasi di sana tidak terganggu, namun kami juga tidak ingin merugikan masyarakat,” kata Suhar.
Dia menyebut, Pemko Batam sedang dalam proses mengupayakan pembangunan saluran baru, yang akan melibatkan investor di kawasan tersebut.
Terkait bantuan bagi korban banjir, Suhar mengatakan bahwa hal itu belum dibahas secara rinci. Fokus mereka saat ini adalah mencari solusi yang tepat, terutama karena beberapa warga terdampak tinggal di area yang masuk dalam wilayah investasi.
“Ini bukan masalah yang mudah diselesaikan, dan kami perlu melakukan pendekatan hati-hati agar semua pihak tidak dirugikan,” ujarnya. (*)
Reporter: Arjuna