batampos – Momen Imlek 2575 dimanfaatkan warga Tionghoa untuk sembahyang, seperti yang terlihat di Vihara Maha Duta Maitreya dan Klenteng Tua Pek Kong, Kota Batam, Sabtu (10/2). Warga Tionghoa memadati vihara dan klenteng tersebut sejak pagi untuk beribadah.
Pengurus Maha Vihara Duta Maitreya, Liyas Masri mengatakan pelaksanaan ibadah berlangsung dari pagi hingga malam. Selain warga Tionghoa, vihara juga ramai dikunjungi oleh masyarakat umum.
“Ramai memang, karena momen Imlek ini tidak memandang keyakinan seseorang. Kalau mereka mau bersuka cita di tahun baru Cina silakan datang. Semua merasakan kebahagiaan, keberkahan, dan kemeriahan tahun baru Cina ini,” jelasnya.
Ia menyebutkan jumlah pengunjung mencapainya 25 ribu orang. Menurut Liyas pasca Covid-19, momen Imlek ini sudah kembali normal. Mereka bisa menjalankan ibadah mulai pagi. “Dua hari ini, jumlah pengunjung meningkat, mencapai sekitar 25 ribu hingga 30 ribu orang,” ujarnya saat dijumpai di vihara.
Tak hanya itu, Maha Vihara Duta Maitreya juga menyediakan makanan vegetarian secara gratis kepada pengunjung. Sehingga usai beribadah, mereka yang datang bisa makan bersama keluarga dan kerabat di meja dan kursi yang sudah disediakan.
Olahan vegetarian yang kami sediakan di sini ada mie, nasi goreng dan sayur-sayuran. Selain itu juga ada Shou Thao, makanan khas Imlek berupa pao yang bentuknya seperti buah persik yang melambangkan kesehatan dan panjang umur.
Ia menambahkan, tahun baru Imlek 2024 merupakan tahun shio Naga Kayu yang melambangkan peningkatan, perubahan dan kelimpahan untuk menuju kesuksesan jangka panjang.
Liyas mengajak masyarakat untuk menjadikan perayaan tahun baru Imlek 2575 Kongzili ini menjadi menjadi momentum untuk meraih kesuksesan dengan penuh rasa optimisme. Momen Imlek tahun ini juga bersamaan dengan pelaksanaan pesta demokrasi yang akan digelar 14 Februari 2024 mendatang.
“Kita tetap berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Tidak terpengaruh akan apapun. Kami juga mengajak untuk mensukseskan Pemilu 2024 mendatang,” jelasnya. (*)
Reporter: Yulitavia