Rabu, 27 November 2024
spot_img

VoA Memberatkan, Kunjungan Wisatawan Korsel ke Batam Turun Hingga 10 Kali Lipat

Berita Terkait

spot_img
Turis Korea Selatan datang ke Batam.
Turis Korea Selatan sesaat setelah landing di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu (20/5) dinihari. F.Yashinta

batampos – Pemberlakuan Visa on Arrival (VoA) bagi wisatawan mancanegara di luar negara ASEAN masih menjadi penghalang sektor wisata di Batam. Pemberlakuan biaya VoA ini diusulkan turun hingga dihapus, guna mempermudah langkah wisman masuk ke Batam.

Perwakilan Tour and Travel Korea, Ms. Khong mengatakan sejak pemberlakuan VoA bagi wisman di luar negara ASEAN, menyebabkan penurunan angka kunjungan, khususnya wisman asal Korea Selatan.


“Berdasarkan pengalaman saya memang harus diakui ada penurunan cukup signifikan sejak adanya biaya tambahan ketika membawa tamu ke Batam,” kata Kong saat ikut dalam rombongan KADIN Batam bertemu Dirjen Imigrasi di Jakarta, Senin (4/12).

Ia mengakui penurunan jumlah wisman asal Korea Selatan ke Batam dibanding yang sekarang ini menurun hingga 10 kali lipat. Hal ini adalah bukti bahwa VoA cukup berpengaruh bagi wisman untuk mengunjungi Indonesia, termasuk Batam, dan Kepri secara keseluruhan.

“Kami berharap pemerintah Indonesia memberikan solusi, dan terobosan baru, guna mempercepat pemulihan pariwisata di Kota Batam ini,” harapnya.

Baca Juga: 5 Besar Wisman Paling Banyak Berkunjung ke Batam, Malaysia Tidak Termasuk

Ketua KADIN Kota Batam, Jadi Raja Gukguk mengakui banyak keluhan dari pelaku pariwisata terkait pemberlakuan VoA.

Biaya yang dibebankan kepada wisman melalui VoA ini turut menjadi kendala dalam mendorong angka kunjungan wisman ke Batam seperti dulu.

VoA sangat memberatkan para turis yang punya niat menyambangi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Pelaku industri pariwisata sudah sejak lama mengeluhkan persoalan ini. Pasca berakhirnya Covid-19, belum ada kebijakan yang bisa membuat wisman datang ke Batam dalam jumlah lebih banyak.

“Korea, Cina, Amerika, bahkan Inggris termasuk 10 besar negara penyumbang wisman bagi Batam. VoA menjadi kendala saat ini. Sehingga angka kunjungan hanya didominasi oleh wisman Singapura, Malaysia, dan negara ASEAN. Ada potensi kehilangan angka kunjungan karena adanya biaya tambahan VoA ini,” beber Jadi.

Baca Juga: Minta Keringanan VoA, Pengusaha Batam Temui Dirjen Imigrasi

Pelaku wisata berharap pemulihan segera bisa direalisasikan dengan berbagai terobosan, yang bisa mendorong dan merangsang angka kunjungan wisman kembali tumbuh.

Batam menargetkan 2 juta angka kunjungan wisman, menurutnya hal ini akan sangat mudah terwujud, jika ada relaksasi aturan untuk kedatangan wisman ke Batam.

“Hari ini Industri Pariwisata Batam terpukul dengan meroketnya harga tiket ferry Penyebrangan Batam-Singapura, dan Batam-Johor Malaysia. Ditambah lagi dengan VoA ini. Jadi kami mendorong agar ada kebijakan yang memudahkan kedatangan wisman,” ungkapnya.

KADIN Kota Batam bersama pelaku Pariwisata Batam langsung mengunjungi dan menyampaikan keluhan ini kepada Dirjen Imigrasi Pusat Silmy Karim.

Dalam pertemuan tersebut berlangsung diskusi untuk mencari solusi untuk memudahkan wisman berkunjung ke Batam. Saat ini posisi Batam adalah nomor 2 sebagai negara penyumbang wisman terbanyak di Indonesia.

Baca Juga: Muhammad Rudi : Jaga Iklim Investasi di Batam

Batam memiliki potensi yang lebih luas, karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Untuk saat ini, Batam juga membidik ekspatriat yang ada di Singapura, yang berkewarganegaraan beragam.

Sehingga diperlukan relaksasi aturan, agar mereka mau kembali berkunjung ke Batam ini. Batam sudah memiliki sektor yang mendukung dunia pariwisata, seperti Jasa Tour and Travel, Industri Golf, Pusat Belanja dan Mall, Industri Hotel dan Restoran, Pramu Wisata dan lainnya.

“Pertemuan ini diharapkan melahirkan kebijakan yang benar-benar menguntungkan bagi Batam. Kedatangan kami bentuk keseriusan terhadap memajukan sektor pariwisata di Batam,” tegas Jadi.

Sudah sejak 2018, Batam digagas menjadi destinasi wisata. Batam melengkapi infrastruktur, MICE yang bisa mendukung sektor wisata.

“Selain kota industri, ada sektor pariwisata juga yang menjadi penyumbang bagi PAD bagi Batam. Jadi ini adalah kesempatan untuk memajukan sektor wisman, kami mendesak agar ada relaksasi aturan terutama soal VoA,” ungkapnya. (*)

 

Reporter : YULITAVIA

 

spot_img

Update